Nasyiatul Aisyiyah Kembangkan Teologi Anfa’uhum Linnas

Nasyiatul Aisyiyah Kembangkan Teologi Anfa’uhum Linnas

YOGYAKARTA.suaramuhammadiyah.id-Organisasi perempuan muda berkemajuan, Nasyiatul Aisyiyah selain mengembangkan teologi al-maun juga senantiasa memelihara teologi anfa’uhum linnas (bermanfaat bagi manusia lainnya). Penulis buku “Pergolakan Putri Islam”, Siti Syamsiyatun MA, PhD, melalui riset disertasinya di Monash University pada 2005, membuktikan bahwa kerja-kerja nyata yang dilakukan melalui teologi ini dapat dirasakan di tengah-tengah masyarakat.

Hal itu dikuatkan oleh pembicara lainnya Rita Pranawati dalam Konferensi Nasional, bertema “Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan”, di ruang Prof Baroroh Baried UNISA, Yogyakarta, Rabu (3/8), bahwa Nasyiatul Aisyiyah senantiasa melakukan dedikasi bagi sesama. Usia perempuan muda yang tergabung di NA merupakan usia produktif dan dalam proses mencari pekerjaan. Sehingga keterlibatan dalam organisasi NA sangat membantu dalam menyiapkan usia sosiologis yang benar-benar matang dan produktif.

Kerja-kerja Nasyiah memiliki dampak yang luas di tengah tantangan era digital, globalisasi, bonus demografi, dan era perdagangan bebas, baik dampak secara langsung maupun tidak. Di tengah tantangan itu, Nasyiah berhasil membentuk perempuan menjadi mandiri dan terlibat dalam ranah public. “Ketika perempuan mandiri, maka kekerasan pada perempuan berkurang,” tambah Rita.

Siti Syamsyiatun menyatakan bahwa teologi “anfa’uhum linnas” memiliki cakupan yang luas, termasuk di dalamnya dalam hal membentuk sikap dan karakter para perempuan muda.  Karakter utama dari NA adalah tidak bersumbu pendek, tidak cepat marah, dan tidak mudah meledak-ledak. Dalam beragama, NA mengedepankan cara-cara beragama yang substantif dan membawa nilai kedamaian.

Syamsiyatun mencontohkan perselisihan antara NA dan Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia, organisasi yang berafiliasi dengan PKI). “NA dan Gerwani berlawanan, tapi caranya sangat elegan. Dalam rapat, Gerwani menyindir NA ‘kenapa memakai jilbab pakaian orang Arab?’ NA membalas dengan sindiran pula, ‘sampeyan pakai pakaian Jawa apa pakaian Barat?’ Intinya tidak gampang marah,” ungkapnya (Ribas/Nisa).

 

 

Exit mobile version