Berhimpun di PP Muhammadiyah, Publik Bela Haris Azhar

Berhimpun di PP Muhammadiyah, Publik Bela Haris Azhar

JAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Perwakilan masyarakat sipil yang mengatasnamakan Gerakan Indonesia Berantas Mafia Narkoba sangat menyayangkan dan mengkritik keras langkah institusi Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI, dan Polri yang melaporkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar ke Bareskrim Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik, melalui Undang Undang  ITE.

Haris dilaporkan terkait langkahnya mengungkap kesaksian dari Freddy Budiman tentang jaringan peredaran narkoba yang melibatkan oknum tiga institusi tersebut melalui sebuah tulisan. Dalam waktu singkat, tulisan Haris berjudul ‘Cerita Busuk dari Seorang Bandit’ itu menjadi viral di media social.

“Kami amat sangat menyayangkan sikap reaktif tiga institusi, Polri, TNI dan BNN atas pelaporan kepada Bareskrim Polri untuk melawan kesaksian kordinator Kontras saudara Haris Azhar dari testimoni yang diberikan Freddy Budiman kepadanya,” kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam konferensi pers di gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (4/8).

Para aktivis dan masyarakat sipil, kata Dahnil siap untuk pasang badan dan bahkan bersedia ikut dijadikan tersangka, jika Haris benar-benar ditetapkan polisi sebagai tersangka. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap Haris Azhar dan pengungkapan mafia narkoba pada umumnya.

“Semua yang konferensi pers di depan ini adalah calon-calon tersangka jika Haris Azhar ditersangkakan oleh polisi. Karena semua kan memberi kesaksian sama dengan Haris. Ini sebenarnya sudah jadi rahasia umum,” ujar Dahnil.

Dahnil juga menambahkan bahwa kesaksian dari Haris Azhar bukan untuk menyudutkan institusi penegak hukum atau juga individu-individu tertentu. “Pada semangatnya gerakan ini ditujukan untuk menggalang dukungan publik yang solid untuk membongkar keterlibatan aparat dari bisnis narkotika di Indonesia,” tuturnya di hadapan awak media.

Masyarakat sipil berpendapat, seharusnya apa yang disampaikan Haris menjadi informasi awal untuk ditindaklanjuti dan diselidiki ada tidaknya keterlibatan internal BNN, TNI, Polri dalam kasus jaringan narkoba yang melibatkan Freddy.

“Orang-orang ini kebakaran jenggot, tiga instansi ini (TNI, BNN, dan Polri) kebakaran jenggot dan kemudian melaporkan dia,” ucap pegiat HAM, Suciwati yang ikut serta saat jumpa pers.

Selain Haris Azhar, Dahnil Anzar dan Suciwati, para aktivis dari beragam elemen turut hadir untuk memberikan dukungan. Di antaranya tokoh buruh Muchtar Pakhpahan, Pegiat HAM Usman Hamid, aktivis senior Hatta Taliwang, Sekjen KSPI Muhammad Rusdi, Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Ginting, LBH Jakarta Arif Maulana, Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo dan lainnya (Ribas).

Exit mobile version