YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id-Rektor UMY Prof Dr Bambang Cipto MA secara resmi membuka pameran dan bazar “Seni dan Budaya Islam” dalam rangka Festival Al Qur’an Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Rektor UMY. Dengan pembukaan tersebut, maka dimulailah rangkaian acara Festival Al Qur’an selama tiga hari ke depan.
Acara pembukaan tersebut dilakukan di pintu timur Sportorium, Selasa (9/8). Sebanyak 17 stand mengikuti pameran ini. Mereka diantaranya berasal dari Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal, PP Muhammadiyah, hingga Madrasah Mualimin/Mualimat juga membuka stand dalam pameran ini.
Dalam sambutannya, Prof Bambang Cipto menyatakan kebanggaan UMY sebagai tuan rumah Festival Al Qur’an PTM/A seluruh Indonesia yang diadakan pertama kalinya ini. “UMY merasa terhormat dan bangga telah menjadi tuan rumah Festival Al Qur’an yang pertama kali ini. Semoga dalam pelaksanaannya acara berjalan lancar dan kami berhasil menjadi tuan rumah yang baik,” terangnya.
Ketua Pelaksana, Ghoffar Ismail menjelaskan rincian acara dalam laporan acara Festival Al Quran. “Pembukaan acara ini menandai berjalannya rangkaian acara Festival Al Quran dari 9 hingga 11 Agustus 2016. Untuk hari ini masih ada rangkaian acara lain seperti talkshow dengan menghadirkan Habiburrahman ElShirazy dan juga seminar Al Qur’an,” paparnya.
Ghoffar juga memaparkan bahwa dalam Pameran dan Bazar ini juga menampilkan hal unik-unik seputar Islam. Ada Al-Qur’an terbesar di Jawa Tengah yang didatangkan langsung dari Masjid Agung Jawa Tengah, Al-Qur’an terkecil di Indonesia, dan ada juga Miniatur masjid-masjid di Mekkah dan Madinah yang ditampilkan oleh Madrasah Mualimin/Mualimat. Selain itu juga terdapat Manuskrip-manuskrip kuno peninggalan Islam yang ditampilkan oleh stand PP Muhammadiyah.
Ghoffar melanjutkan bahwa Pameran dan bazaar ini juga menyediakan fasilitas bagi orang umum untuk belajar dan mendalami Al Qur’an. “Silahkan untuk semua orang datang dan melihat pameran ini karena di sini juga bisa menjadi tempat belajar mengenal Al Qur’an. Ada Al Qur’an Braile untuk saudara-saudara kita yang tidak bisa melihat, ada juga yang menyediakan belajar tahsin jika anda ingin membenarkan cara baca Al Qur’an, dan juga anda bisa belajar sejarah lewat stand Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal,” tambahnya.
Ghoffar juga menambahkan bahwa Festival Al-Quran ini sebagai bentuk apresiasi kepada Qori/Qoriah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah agar bisa melahirkan Qori yang handal. “Semoga acara ini menghasilkan Qori/Qoriah yang handal dan acara ini menjadi bentuk apresiasi kepada Qori/Qoriah yang ada di Indonesia khususnya di PTM/PTA,” tutupnya (bagas).