Mendikbud: Jadi Tidaknya Full Day School Di Tangan Presiden Jokowi

Mendikbud: Jadi Tidaknya Full Day School Di Tangan Presiden Jokowi

JAKARTA, suaramuhammadiyah.com,- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy  mengatakan asal-usul sekolah sehari penuh ituberawal dari idenya mengimplementasikan Nawacita. Karenanya, jadi tidaknya program full day school ini ada di tangan Presiden Jokowi sebagai pemilik program Nawacita.

Untuk menerapkan Nawacita dalam pendidikan ini, Mendikbud Muhadjir merumuskan bahwa pendidikan dasar harus mengubah porsi pendidikan menjadi 70 persen pendidikan karakter dan 30 persen pendidikan pengetahuan. Di level sekolah menengah, angka itu diubah menjadi 60 dan 40 persen.

Ukuran pendidikan karakter, menurut Mendikbud Muhadjir, adalah kejujuran, toleransi, disiplin, hingga rasa cinta Tanah Air. Muhadjir merasa mata pelajaran biasa tidak akan mampu mengajarkan pendidikan itu. “Harus ada kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kami merasa perlu ada penambahan waktu,” tutur Mendikbud.

Dalam sesi ekstrakurikuler itu, menurut Muhadjir, siswa tidak akan dibebani mata pelajaran. Waktu akan diisi dengan kegiatan semacam menari dan bernyanyi. “Mereka akan bergembira,” ucap Mendikbud ,Selasa 9 Agustus 2016.

Muhadjir mengklaim ide ini sudah disambut baik Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Beliau berpesan supaya ide ini dipelajari lebih saksama dan, jika memang bagus, akan diterapkan secara lebih luas,” ujarnya. Ketika sistem sudah siap diimplementasikan, Mendikbud akan melapor ke Presiden Joko Widodo. “Keputusan ada di tangan Presiden.” Kata Mendikbud (le).

Exit mobile version