PTM Harus Miliki Pusat Pengkajian Ayat-Ayat Kauniyah

PTM Harus Miliki Pusat Pengkajian Ayat-Ayat Kauniyah

YOGYAKARTA.suaramuhammadiyah.id-Al-Qur’an dengan begitu banyak ayat-ayat kauniyahnya memberikan isyarat bagi umat Islam untuk selalu melakukan eksplorasi di alam semesta. Dengan sekian banyaknya sumberdaya kelautan yang dimiliki Indonesia sebagai negara maritim, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTM-PTA) harus memiliki pusat-pusat pengkajian ayat-ayat kauniyah terutama yang berhubungan dengan masalah kelautan dan pangan.

“Ayat-ayat kauniyah yang ada di dalam Al-Qur’an harus mampu mendorong para ilmuan Islam dalam menciptakan keunggulan bangsa,” tutur Agus S Djamil dalam Seminar Al-Qur’an ‘Al-Qur’an untuk Pengembangan Sains’ Festival Al-Qur’an PTM-PTA di Ar Fahruddin B, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis, (11/8).

Agus yang dalam penelitiannya cukup banyak membahas tentang Al-Qur’an dan lautan mengatakan bahwa di antara sekian banyaknya ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur’an ada 41 kali dalam ayatnya disebutkan tentang hal-hal luar biasa mengenai lautan. Terutama tentang betapa banyaknya sumberdaya di laut yang berada di antara dua daratan. Indonesia, dengan sumberdaya muslim yang besar, jumlah laut, serta posisi Indonesia dari segi geoekonomi yang sangat strategis, seharusnya menyadari potensi tersebut dan mampu menjadikannya sebagai kekuatan kompetitif bangsa. Menurut Agus, keutamaan laut di Indonesia salah satunya dibuktikan dengan fakta bahwa setengah dari spesies ikan di dunia ada di laut Indonesia.

“Sebanyak 41 kali ayat di dalam Al Qur’an menyebut tentang Lautan, ada sesuatu yang spesial di dalam lautan yang Allah ingin berikan kepada manusia. Hanya kita saja yang kurang menilik ke dalam Al-Qur’an,” lanjutnya.

Di samping hal tersebut, Al-Qur’an juga memberikan batasan, serta meluruskan aplikasi sains yang melenceng dan ujung-ujungnya merugikan serta berdampak pada kehidupan manusia. Mereka yang tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai basis dalam pengembangan sains, akan menganggap pengembangan sains yang teknologi yang telah diciptakannya adalah yang benar, namun nyatanya masih banyak yang salah dan tidak menjadi maslahah bagi umat manusia.

“Penemuan sains itu bisa mengelabui. Selama ini kita bisa melihat banyak konflik yang muncul karena minyak bumi, di Timur Tengah dan di beberapa wilayah misalnya. Penggunaan kelapa sawit dalam kebutuhan sehari-hari menimbulkan dampak bagi manusia seperti dalam masalah pembentukan lahan sawit yang sering menimbulkan resiko bagi masyarakat dan ekosistem sekitarnya,” ungkap Agus yang juga penulis buku Al-Qur’an Menyelami Rahasia Lautan (2010) dan Al-Qur’an dan Lautan (2004) (Th).

 

Exit mobile version