LABURA, suaramuhammadiyah.id— Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengenai wacana sekolah sehari penuh atau full day school untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta yang bertujuan agar secara perlahan karakter anak didik terbangun dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari bekerja, menimbulkan pembicaraan hangat di dunia maya termasuk pada masyarakat Labura.
“Sebelum wacana full day school hangat dibicarakan, sekolah-sekolah milik persyarikatan kita telah melakukan itu. SMP Muhammadiyah 24 Kualuhhulu maupun SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan pulang sekolah setelah ashar. Orang tua murid juga respek. Bahkan para tokoh di Labura ini menyekolahkan anak mereka di sekolah Muhammadiyah. Terbukti, banyak prestasi dari sekolah milik persyarikatan,” ujar Al Munir Siregar, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Labura, Kamis (11/8).
Menurut dia, sistem full day school memberikan banyak kesempatan kepada pengelola sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik sesuai dengan program Nawacita Pemerintah.
Sementara itu, kepala SMP Muhammadiyah 24 Kualuhhulu maupun SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan mengatakan, program full day school sangat cocok untuk meningkatkan karakteristik bangsa Indonesia yang berbudi dan terpelajar. Full day school bukan berarti memaksa anak-anak untuk belajar seharian, sebab belajar dan bermain bisa dilakukan di sekolah.
“Kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja,” ujar Edika Syahputra, Kepala SMP Muhammadiyah 24 Kualuhhulu.
“Full day school sangat baik untuk menoptimalkan belajar anak. Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orang tua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orang tua,” tambah Lahuddinnur Harahap, kepala SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan.
Bagi orang tua siswa, full day school sangat cocok untuk manamkan karakter dan ilmu siswa. “Saya sangat mendukung full day school. Saya sudah merasakan sendiri, anak saya yang sekolah di SD Muhammadiyah 1 dan pulang setelah ashar, sikap dan belajarnya lebih terjaga. Sebab, mereka bukan dipaksa untuk belajar seharian, namun belajar dan bermain dibuat sedemikian rupa sehingga membuat anak-anak senang,” kata Dahlia Tanjung, 41, orang tua Fairuz, siswa SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan (Hariansyah).