YOGYAKARTA.suaramuhammadiyah.id – Di sela-sela rangkaian kegiatan Festival Al-Qur’an sejak Selasa (9/8) hingga Kamis (11/8) malam, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), sebanyak 34 pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Aisyiyah (PTA) dari seluruh Indonesia melakukan pertemuan tertutup.
Dalam kesempatan itu Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Chairil Anwar mengatakan, PTM merupakan aset penting di abad 21. Sehingga harus menjadi perhatian dari Muhammadiyah untuk terus meningkatkan kualitas dan mutunya.
Selama ini, banyak perguruan tinggi hanya berlomba menjadi yang terbaik di dunia. Namun mereka sering mengesampingkan sisi moral agama. Oleh sebab itu, Chairil Anwar mengharapkan supaya PTM mampu untuk memadukan sisi intelektual, karakter dan agama.
“Karenanya PTM sangat berperan bukan hanya berlomba-lomba dalam hal ilmu pengetahuan, namun juga tanpa mengesampingkan agama pada hal pendidikannya,” ujar mantan ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) DIY itu.
Dalam rangka mewujudkan para lulusan terbaik, maka profil lulusan PTM dan PTA harus memiliki ciri khas, yaitu bersikap jujur, cerdas, tangguh dan peduli. Pada umumnya perguruaan tinggi melaksanakan budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan keseharian, serta budaya akademik, namun di PTM ditambah dengan pengetahuan terkait kemuhammadiyahan.
“Ini diperlukan untuk membangun mahasiswa PTM akan pentingnya berkemuhammadiyahan yang berlandaskan Al-Qur’an,” katanya.
Sementara itu Wakil Rektor III dibidang kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, mengatakan bahwa terdapat dua indikator yang digunakan untuk tolak ukur pendidikan karakter di UMY, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. “Dilihat dari ini maka dibutuhkan strategi dalam mewujudkan intelektual muda yang cerdas dan berkarakter,” ujarnya.
“Kegiatan Festival Al-Qur’an yang sedang berlangsung ini telah mencangkup kedua aspek tersebut,” katanya. Pelaksanaan Festival Al-Qur’an yang mencakup MTQ, pameran Al-Qur’an, dan seminar Al-Qur’an ini dibuka secara langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin (Ribas).