PALU, suaramuhammadiyah.id– Generasi bangsa Indonesia harus berani mengatakan bahwa ‘Saya Indonesia’. Penegasan itu disampaikan Perwira Pelaksana TNI Angkatan Laut Pangkalan Palu, Letkol Laut (P) G. Sapto Sambodo, saat menjadi pembicara utama pada kegiatan Coffee Morning Pemuda Muhammadiyah Sulteng, yang dipusatkan di Masjid An-Nur Kompleks Perumahan Bumi Anggur Palu, Minggu (14/8).
Menurut Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulteng, Fery ISA Abdullah SSos MSi yang memandu jalannya kegiatan Coffee Morning dan diskusi, pihaknya sengaja mengangkat tema Nasionalisme pada bulan Agustus ini, berkaitan dengan perayaan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-71.
Nasionalisme Indonesia, bagi Fery adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Maka itulah, semangat itu harus tetap ada pada generasi kekinian, agar tidak melupakan sejarah dan mampu membangun bangsa untuk lebih baik di masa mendatang.
“Kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan, kita harus terus memupuk rasa cinta kita kepada negeri ini yang sudah merdeka 71 Tahun yang lalu, karena kemajuan negeri ini ditentukan oleh tangna anak bangsa, jangan sampai kita diintervensi bangsa lain,” jelas Fery.
Sementara Perwira Pelaksana TNI Angkatan Laut Pangkalan Palu, Letkol Laut (P) G. Sapto Sambodo pada kesempatan itu memaparkan akan pentingnya menanamkan jiwa Nasionalisme dan tentunya menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa. Pria yang akrab disapa Letkol Sapto ini, mengatakan bahwa Indonesia memiliki 10 kelebihan yang tidak dimiliki oleh Negara lain di dunia ini.
Sebut saja diantaranya suku terbanyak, budaya beragam, bahasa terbanyak, hingga pulau terbanyak. Bahkan Indonesia memiliki cadangan sumber daya alam yang besar. Salah satunya yang saat ini lagi ramai dibicarakan adalah cadangan minyak terbesar di dunia yang terletak di Laut Cina Selatan yang masuk wilayah perairan Indonesia.
Dia pun menuturkan sebagai TNI Angkatan Laut, pihaknya terus berupaya memotivasi kepada generais bangsa, baik tua maupun muda, agar terus menanamakan jiwa nasionalsme dan banggalah dengan Indonesia. “Dimana pun kita berada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, maka katakanlah bahwa Saya Indonesia,” tegasnya.
Letkol Sapto juga menyentil bahwa aset terbesar bangsa Indonesia adalah dua organisasi besar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah, sehingga dia berharap agar dua lembaga itu terus berperan dalam membangun Indonesia dan membangun Nasionalisme, membangun NKRI. “Saya cinta NKRI, Saya cinta Muhammadiyah, saya cinta NU,” tegasnya.
Letkol Sapto juga mengatakan, bahwa selama tujuh bulan bertugas di Kota Palu, dirinya merasakan atmosfer yang luar biasa, karena Palu memiliki potensi menjadi daerah yang besar dan maju, termasuk di sektor pertahanan. Karena Teluk Palu menurut Letkol Sapto menyimpan potesi pertahanan yang besar.
Makanya dia mendorong semua pihak, termasuk Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah yang menggelar kegiatan Coffee Morning itu, untuk konsisten mengajak para pihak menanamkan jiwa Nasionalisme bangsa, karena pembangunan Negara bukan saja tugas pemerintah, tapi menjadi tugas bersama, termasuk ele,en masyarakt ditutnut terlibat dalam pembangunan Nasional. “Tentunya Disiplin menjadi kunci utama,” tandasnya.
Kegiatan tersebut juga diwarnai Diskusi. Beberapa tokoh terlihat hadir seperti Prof Juraid, Prof Marhawati Mappatoba yang juga peneliti wanita dunia, kemudian hadir pula Ketua PD Muhammadiyah Kota Palu Zainal Honteng, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sulteng Muhammad Djaiz, dan Hadi Sucipto, serta Ilyas Paduntu, dan pengurus Aisyiyah serta AMM Sulteng (fery).