YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Program Summer School atau lazim dikenal sekolah musim panas merupakan bagian dari program lembaga pendidikan tinggi yang menyediakan serangkaian kegiatan pendidikan dan nonpendidikan dengan bertukar antar mahasiswa dari berbagai negara. Summer School diadakan mengikuti jadwal musim panas yang terjadi di wilayah Negara empat musim, umumnya diselenggarakan pada Juni hingga September.
Program Summer School diminati mahasiswa dari perguruan tinggi asing dikarenakan memiliki kekhususan bidang, khususnya berkaitan dengan karakter masyarakat dan wilayah Indonesia. UMY menjadi salah satu Universitas di Indonesia yang menggelar summer school setiap tahun. Bahkan, 6 progam summer school dan 1 program nursing camp dilaksanaan dalam waktu hampir bersamaan.
Dalam rentang Juli hingga Agustus ini, UMY telah mengadakan summer school berskala internasional dalam waktu yang bisa dibilang berbarengan. Keenam summer school tersebut yaitu International Tropical Medicine Summer School (ITMSS), International Tropical Farming Summer School (ITFSS), International Dental Summer School (IDSS), Disaster Management Summer School (DMSS), Renewable Energy Summer School (RESS), dan Summer School International Training for Young Islamic Economic Leaders (IT-YIELd). Ditambah lagi International Emergency Nursing Camp (IENC) yang juga berskala internasional.
Tony K. Hariadi, selaku Kepala Biro Kerjasama UMY saat ditemui di kantornya pada Senin (15/08) oleh tim BHP UMY mengapresiasi program tersebut. Menurutnya, Program Summer School ini memang diadakan untuk proses Internasionalisasi Universitas. “Program Summer School yang diadakan oleh jurusan dan fakultas tersebut juga untuk mendorong proses Internasionalisasi Universitas. Hal tersebut untuk menarik mahasiswa asing datang ke Indonesia, khususnya UMY,” ujarnya.
Tony berharap Program Summer School ini akan berlanjut di tahun-tahun mendatang karena sangat membantu dalam proses Internasionalisasi UMY. “Kami harap Summer School ini diadakan di tiap jurusan karena sangat membantu program Internasionalisasi. Setiap jurusan memang diberikan kewenangan untuk mengadakan student mobility, salah satunya dengan mengadakan Summer School,” tambahnya.
Dalam rangkaian acaranya, Summer School mengadakan rangkaian kegiatan untuk para peserta. Diantaranya kegiatan educational dan non-educational. Kegiatan educational diisi dengan class session dan seminar. Sementara kegiatan non-educational mengajak peserta mengagumi pariwisata Indonesia dan mengadakan pengabdian masyarakat. Kegiatan non-educational inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi peserta dari luar negeri.
Selain menarik peserta dari luar negeri, Program Summer School juga menarik Ahli dan Ilmuwan dari Luar Negeri. Di RESS dan MDSS misalnya menghadirkan Prof Hervé Boileau, PhD dari Université Savoie Mont Blanck, Prancis dan Prof Daizo Tsutsumi dari Kyoto University, Jepang. Di ITFSS, juga mengundang Dr Panupon Hongpakdee dari Khon Kaen University Thailand dan juga Patrick van Schijndel, ahli energi dari Technical University of Eindhoven. “Hal tersebut menunjukkan bukan cuma mahasiswa asing yang tertarik ke UMY, namun juga para Ahli dan Ilmuwan dari Luar Negeri,” imbuh Tony lagi (bagas).