PURWOREJO, suaramuhammadiyah.id– Sebagai keberlangsungan organisasi gerakan mahasiswa komisariat dipandang perlu dalam memupuk sebuah gagasan dan hal itu dimulai ketika kader berada diakar rumput yaitu komisariat. Hal itulah yang menjadi acuan Pimpinan Komisariat-Komisariat IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo yang terdiri dari Komisariat Buya Hamka, Komisariat Ibnu Sina, Komisariat Ibnu Taimiyah, dan Komisariat AR Fakhrudin mengadakan Musykom ke-XI, yang dilaksanakan pada (13/8) bertempat di Kampus II Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Seperti yang diungkapkan ketua panitia IMMawan Ahmad Qomarrudin. Musyawarah komisariat merupakan musyawarah tertinggi di tingkat komisariat yang wajib dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat (PK) dalam merumuskan, memilih, dan menentukan pimpinan, selain evalusi progam kerja dan kebijakan komisariat. Dengan mengusung tema “Membumikan Gerakan Literasi dan Gerakan Sosial Kaum Merah” harapannya IMM di tingkat komisariat mampu menjadi pionir mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purworejo dalam melek budaya literasi mahasiswa, dimana pernah dikatakan oleh Anis Baswedan (Mantan Kemendikbud) bahwa minat baca di Indonesia sangat rendah.
“Untuk itu mahasiswa harus menjadi bagian penggerak literasi, agar membudayakan baca & tulis-menulis, sehingga mahasiswa tidak hanya mempunyai karya yang bersifat ilmiah yang disyaratkan sebagai kelulusan seperti skripsi dan sebagainya. Semoga gagasan ini dapat didukung sepenuhnya oleh pihak kampus UM Purworejo dalam membudayakan gerakan literasi,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Pimpinan Cabang IMM Purworejo IMMawan Agus Suparmin mengatakan Muykom (musyawarah komisariat) adalah forum demokrasi di IMM tingkat komisariat yang menentukan pimpinan, serta rumusan kebijakan dan gagasan komisariat kedepan. Sehingga hasil musyawarah ini harus mampu menjadi pendobrak gerakan mahasiswa di ranah kampus, terlebih IMM sebagai mahasiswa organisaoris yang berbeda dari mahasiswa-mahasiswa lain yang tidak kenal dengan organisasi ekstra kampus.
Dengan tema “Membumikan Budaya Literasi dan Gerakan Sosial Kaum Merah” harapannya Pimpinan Komisariat-Komisariat IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo bisa ada sejalan dengan Pimpinan Cabang IMM Purworejo degan “Gerakan Sosial”-nya. Karena melihat kondisi geografis Kabupaten Purworejo dengan kerawanannya terhadap bencana.
Disamping itu, IMM Purworejo juga konsen dengan advokasi kaum difabel dalam tiga dekade kepemimpinan cabang sudah mengadvokasi kaum difabel dan sedang mengawal dan mengusulkan adanya perda disabilitas di Kabupaten Purworejo bersama PMP PDM Purworejo dan PP Muhammadiyah. Dengan adanya tema itu IMM ditingkat komisariat bisa turut berpastisipasi dan menyukseskan gagasan besar IMM Purworejo.
Hal ini direspon dengan baik oleh pihak kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo melalui Wakil Rektor III Istiqo Agus Wicaksono MSc. “Kami sangat bagus tema dan gagasan yang diusung Pimpian Komisariat-Komisariat IMM Ubiversitas Muhammadiyah Purworejo dengan Gerakan Literasi. Semoga virus-virus itu bisa ditularkan ke mahasiswa-mahasiswa lain betapa pentingnya budaya membaca dan menulis bagi mahasiswa yang juga menunjang akademisnya selain juga menunjang dalam hal ilmiahnya. Kami juga mengapresiasi gerakan IMM yang selama ini sudah komitmen dalam hal kebencanaan dan juga konsisten dalam mengadvokasi kaum difabelnya di tingkat Purworejo,” tuturnya.
Acara musyawarah komisariat ini dilaksanakan pada 13-14 Agustus 2016 di kampus II Universitas Muhammadiyah Purworejo yang diikuti oleh 50 Kader Pimpinan Komisariat dan kader baru masing-masing komisariat dan juga peninjau dari Pimpinan Cabang IMM Purworejo (andi).