MALANG.suaramuhammadiyah.id-Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) seyogyanya tidak sekedar dimaknai sebagai ritual tahunan bagi seluruh warga Indonesia. Lebih dari itu, peringatan hari penting kelahiran Indonesia ini harusnya dimaknai secara mendalam sebagai momen penegasan makna kemerdekaan. Seperti yang disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), saat bertindak sebagai inspektur upacara dalam peringatan HUT RI ke-71 di Heliped UMM, Rabu (17/8).
Dalam kesempatan tersebut, Fauzan menyatakan bahwa Bangsa Indonesia saat ini memang sudah merdeka. Namun, Ia menilai, merdekanya Indonesia saat ini hanyalah kemerdekaan politis yang seharusnya dapat berkembang pada kemerdekaan secara ekonomi, sosial dan bentuk-bentuk kemerdekaan lainnya. “Sudah saatnya Indonesia mengartikan kemerdekaan dalam bidang lain, seperti dalam bidang ekonomi, bidang politik dan bahkan kemerdekaan di bidang pendidikan. Kemerdekaan merupakan kata kunci yang perlu dimaknai secara mendalam oleh setiap bangsa Indonesia,” ujar Fauzan dalam pidatonya.
Ranah perjuangan UMM terletak pada bidang pendidikan. Maka dari itu, menurutnya perlu adanya sumbangsih pemikiran baru dari semua pihak dalam bidang ini. “Ide-ide baru yang konstruktif dalam membangun Indonesia yang lebih baik sangat dibutuhkan lewat lembaga pendidikan UMM ini. Karena kemerdekaan bukan hanya masalah pembebasan, namun juga didefinisikan sebagai harga diri sebuah bangsa,” ungkap Fauzan yang juga turut serta memeriahkan sejumlah perlombaan.
“UMM dalam bidang pendidikan bertanggungjawab pada semua mahasiswa untuk memberikan mereka pengajaran, agar nantinya mahasiswa dapat merdeka dan bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, tanpa bergantung pada yang lain,” paparnya lebih lanjut.
Himbauan bahwa peringatan 17 Agustus juga harus dimaknai sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap jasa pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya demi satu kata ‘merdeka’, juga salah satu hal yang digaungkan pada seluruh civitas akademika UMM.
Cita-cita kemerdekaan yang diinginkan oleh proklamator bangsa ini adalah adanya kebebasan suatu bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa adanya campur tangan asing. Dalam rangka mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya, pendidikan memiliki peran yang utama. Pendidikan yang diberikan merupakan pendidikan yang dikonsep untuk mencetak generasi yang merdeka.
“Artinya UMM juga berperan dalam bidang ini untuk membentuk mahasiswa yang merdeka sehingga kedepannya dapat mengatur dirinya sendiri tanpa dipengaruhi oleh yang lain,” tegas Fauzan.
Rangkaian kegiatan bertema “Semarak HUT RI ke-71” tak hanya diperingati dengan upacara. Selepas upacara, di tempat yang sama digelar aneka lomba, di antaranya balap karung, tarik tambang, balap klompen, sepeda lambat, nyunggi tempeh, karaoke, hingga balap sepeda air.
Kegiatan diikuti seluruh elemen kampus, mulai dosen, karyawan, satuan pengamanan (satpam), juru parkir, serta perwakilan mahasiswa.
Menurut ketua pelaksana, Jamroji, perlombaan tersebut memang sengaja dirancang untuk seluruh civitas akademika dari tingkatan manapun. “Kita adakan seperti ini biar tidak ada jarak antara pimpinan dan bawahannya. Antara dosen dan mahasiswa juga. Sehingga semuanya dapat membaur menjadi satu,” jelas Dosen Ilmu Komunikasi UMM tersebut.
Salah satu peserta lomba balap karung, Yunairisa mengaku perlombaan yang diadakan UMM tahun ini sangat menghibur. “Perlombaan yang diadakan kampus ini lumayan buat mengisi waktu kosong,” ujar Mahasiswi Psikologi itu.
Lain halnya dengan Cony, lulusan dari Peking University yang sedang belajar bahasa Indonesia di UMM, kesempatan mengikuti upacara HUT RI ini adalah pengalaman pertamanya apalagi bersama tim dari International Relations Office (IRO) ia memenangi lomba sepeda air. “Saya senang boleh mengikuti upacara dan lomba sepeda air. Kampus ini sangat terbuka bagi mahasiswa asing seperti saya dan saya yakin akan dapat belajar bahasa Indonesia di kampus ini dengan baik,” ungkapnya.
Di hari yang sama, sebanyak tiga puluh satu dosen UMM meraih penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) di Surabaya. Penyerahan tanda kehormatan yang diperuntukkan bagi dosen Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII ini didasarkan atas dedikasinya selama berkiprah di dunia pendidikan sepuluh hingga tiga puluh tahun. Penyerahan penghargaan ini berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 319TK/TAHUN 2016 tanggal 15 April 2016. (Humas UMM)