Rusia Sepakati Gencatan Senjata di Aleppo

Rusia Sepakati Gencatan Senjata di Aleppo

ALEPPO. suaramuhammadiyah.id-Rusia menyatakan bersedia melakukan gencatan senjata selama 48 jam untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan ke area konflik di Aleppo pada Kamis, (18/8). Sebelumnya, video anak bernama Omran yang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan di Aleppo pada Rabu, (17/8) memancing reaksi dunia setelah viral di media sosial.  Omran hanyalah satu dari potret nasib anak-anak Suriah khususnya Aleppo yang setiap hari dibayangi oleh peperangan serta konflik panjang yang belum juga menemui ujung.

Igor Konashenkov Juru Bicara Kemeterian Pertahanan Rusia dalam Wasington Post menegaskan bahwa untuk melaksanakan gencatan senjata sementara akan dibentuk rute terpisah bagi PBB untuk membawa bantuan ke wilayah Timur dan Barat Aleppo.

Intensitas pertempuran di bulan Agustus telah menghalangi alur bantuan kemanusiaan untuk sampai ke salah satu kota dari 18 daerah yang sebagian besar terkepung oleh pasukan pemerintah. Sedangkan sudah 110 hari sejak bantuan terakhir berhasil sampai di kota Madaya, Zabadani, Foah dan Kafraya.

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura dikabarkan telah melakukan komunikasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia terkait gencatan senjata yang rencananya akan dilakukan pekan depan. Ia pun mengatakan bahwa pihaknya telah sejak lama mendesak adanya gencatan untuk memungkinkan penyaluran evakuasi medis ke wilayah Timur  Aleppo yang dikuasai oleh pemberontak,  ataupun Barat yang diduduki oleh Pemerintah. Pihaknya menanggapi dengan positif pernyataan Kemeterian Pertahanan Rusia yang mengakatan bahwa tim kemanusiaan telah siap untuk dimobilisasi untuk merespon krisis di Aleppo.

“Rencana kami adalah bagaimana mengoperasikan detail penyaluran bantuan secara kolektif, dan siap melakukan penyaluran secepatnya,” tutur Mistura dalam keretangannya kepada Reuters.

Memastikan rencana ini mampu dijalankan secara efektif, Mistura dalam siaran persnya menambahkan bahwa Rusia harus meyakinkan bahwa pasukan pemerintah Suriah juga bersedia untuk tidak melakukan penyerangan dan menghormati gencatan senjata. Sedangkan Amerika Serikat selaku Ketua Dewan International Syria Support Group (ISSG) agar memastikan bahwa kelompok oposisi juga menghormati proses gencatan.

Selama lima tahun terakhir, Aleppo telah menjadi arena utama pertempuran. Lebih dari 250 ribu jiwa telah melayang, sekitar 5 juta penduduk Suriah tercatat terusir menjadi pengungsi pencari suaka, 2 juta penduduk kekurangan air bersih dan berbagai fasilitas dan infrastruktur telah hancur akibat perang yang terjadi (Th).

 

 

Exit mobile version