BANGKOK.suaramuhammadiyah.id-Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTM) menjajaki kerja sama dengan Prince of Songkla University (PSU) Thailand melalui sebuah kunjungan pada Kamis (18/8). Pertemuan yang berlangsung di Kampus PSU- Hatyai Thailand ini diadakan di sela-sela acara PSU Edu Fair.
PSU, menurut Konsulat RI di Hatyai Triyogo Jatmiko, merupakan universitas terbaik di Thailand Selatan yang berdiri sejak tahun 1967 dan memiliki potensi besar untuk pengembangan kerjasama akademik dengan PTM di Indonesia.
Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad didampingi enam Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah melakukan kunjungan kerjasama dengan PSU (PSU) Thailand.
Baca: Workshop Nasional Majelis Diktilitbang Wujudkan PTM dan PTA Go Internasional
Keenam Kepala KUI PTM yang ikut dalam pertemuan tersebut adalah: Ida Puspita (Universitas Ahmad Dahlan/UAD), Idham Badruzaman (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/UMY), Endang Zakaria (Universitas Muhammadiyah Jakarta/UMJ), Purnama Syaepurohman (Universitas Muhammadiyah Prof Hamka/Uhamka), Supriyono (Universitas Muhammadiyah Surakarta/UMS), dan Santhy Hawanti (Universitas Muhammadiyah Purwokerto).
Lincolin Arsyad menjelaskan bahwa kerjasama antara PTM dengan PSU dilandasi oleh banyaknya kesamaan cultural dan akademik antar kedua lembaga ini. “Kerjasama antara PTM dan PSU agar lebih efisien dapat dipayungi oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah agar dapat dipakai oleh semua PTM yang ada,” ujar Lincolin.
Baca: Menuju PTM Yang Kuat Berdaya Saing dan Berkemajuan
Sementara itu, menurut Wakil Ketua Forum KUI PTM Endang Zakaria, menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi asing merupakan kesempatan bagi kemajuan universitas dalam menghadapi global competitiveness. Terutama bagi Muhammadiyah yang menjadikan pendidikan tinggi sebagai pilar strategis untuk kemajuan bangsa.
“Kerjasama harus dipilih dengan perguruan tinggi asing yang benar-benar qualified dan yang bisa memberikan mutual benefits. Prinsipnya kerjasama harus dilakukan dalam kerangka membangun keuntungan bersama,” tutur Endang Zakaria (Ribas).
Baca: Prof. Azyumardi Azra: Internasionalisasi Berarti Membangun PTM Menuju Center of Excellence