Menurutnya, ada empat faktor struktural yang menjadi penyebab uniknya karakteristik Ormas Islam di Indonesia. Pertama, Ormas Islam di Indonesia secara keorganisasian memiliki bentuk serta cakupan yang besar sekaligus sifat gerakan yang menyeluruh atau komprehensif dan influential. Hal tersebut bisa dilihat khususnya dari dua ormas besar utama seperti Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama melalui amal usaha di bidang pendidikan hingga kesehatan.
“Muhammadiyah menurut saya lebih komprehensif dari ormas Islam Indonesia yang lainnya. Bagaimana Muhammadiyah dengan amal usaha dan ortomnya mencover segala kebutuhan masyarakat, from birth till burial,” tegasnya.
Ormas Islam Indonesia juga memiliki pengaruh yang besar dalam masyarakat. Menurut Kevin, sebagai contoh adalah dengan fatwa yang dikeluarkan dan diikuti oleh masyarakat, lembaga pendidikannya serta pengaruhnya di dalam perpolitikan.
“Di negara-negara besar ataupun kecil seperti Inggris, Amerika, Perancis, Jerman, Senegal dan Kosovo tidak ada organisasi Islam yang comprehensive dan influential seperti di Indonesia. Mereka cenderung terpecah-pecah, ada yang mengurusi bidang pendidikannya sendiri, mengurusi masalah zakat dan amal sendiri dan lain-lain,” tuturnya.
Faktor kedua adalah bentuk yang modern. Dalam konteks ini, Kevin menegaskan bahwa ‘modern’ yang dimaksudkan adalah ditinjau dari bentuk keorganisasian. Seperti halnya Muhammadiyah yang terdiri dari Pimpinan Pusat hingga Ranting, juga kepemimpinan yang berbasis pemilihan atau formal electoral process. Walaupun, ada beberapa organisasi Islam di Indonesia yang masih dianggap tradisionalis dalam hal pemilihan pemimpin karena masih berbasis keturunan atau trah seperti Jamiatul Khairat, NU, dan PUI.
“Menurut saya ini sangat modern. 200 tahun yang lalu, organisasi mana yang mempunya posisi formal struktural seperti yang ada di Indonesia saat ini? Organisasi Gulen di Turki, mereka modern karena mereka punya media, punya lembaga pendidikan dan lain-lain. Tapi kepemimpinan masih dipegang oleh satu tokoh atau kepemimpinan kharismatik. Muhammadiyah sendiri kita tahu sudah memakai kepemimpinan yang rasional,” imbuhnya.