YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id,- Siapa tak setuju bahwa awal peradaban di mulai dari membaca? Membaca membuka jendela dunia, atau seperti kata mutiara SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta, “Bahkan Tuhanpun menyuruhmu membaca!”. Ya, begitu pentingnya membaca hingga kalimat Tuhan yang pertama adalah ‘Iqra’ (bacalah). Berangkat darisanalah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta membangun semangat literasi siswa.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang pada tanggal 16 Agustus lalu memperoleh penghargaan sebagai perpustakaan terbaik tingkat Nasional, tak main-main dalam usaha membangun semangat membaca dan menulis siswa-siswinya.
Bukan tanpa sebab penghargaan sebagai perpustakaan terbaik seindonesia ini diperoleh SMA MUHI—sebutan SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta. Tengok saja ruang perpustakaannya yang dilengkapi lebih dari11.000 judul buku bacaan, mini teater, panggung kreasi, ruang rahmatan lil ‘alamin, serta program-program penunjang lainnya.
Ruang perpustakaan seluas 657 m2 initak hanya dipenuhi buku, namun menyediakan pula sebuah panggung yang dinamakan panggung kreasi. Panggung kreasibiasa dimanfaatkan untuk mengadakan acara bedah buku bersama sejumlah penulis terkenal. Sebut saja Tere Liye, Fatan Fantastic, dan Tasniem Rais pernah mengisi acara bedah dan diskusi buku di panggung kreasi SMA MUHI ini.
Tak hanya dalam gedung perpustakaan, jika kita menengok keluar gedung, suasana membangkitkan semangat literasi juga amat terasa. Gazebo-gazebo nan nyaman berisi rak-rak buku bertebaran disudut-sudut sekolah. Fungsinya tentu sebagai tempat siswa dan siswi membaca.
“Kami memang membangun gazebo dan meletakkan buku-buku disana, agar siswa-siswi yang luang dapat memanfaatkan waktubersantainya sambil membaca,” terang Wijayanti—Ketua staff perpustakaan SMA MUHI.
Hal menarik lain dari perpustakaan SMA MUHI ini adalah adanya ruang “rahmatan lil ‘alamin”. Rahmat bagi seluruh alam benar-benar terpresentasikan dari fungsi ruangan yang dibangun.
Berbeda dengan perpustakaan sekolah lain yang bersifat privat hanyauntuk siswa sekolah,ruang lesehan yang berada di dalam gedung perpustakaan inimempersilahkan anak-anak TPA bahkan masyarakat luas untuk memanfaatkannya. Membaca, berdiskusi dan mendongeng bagi anak TPA menjadi kegiatan yang biasa dilakukan.
Selain kenyamanan ruang membaca yang dibangun, perpustakaan yang sering menjalin kerjasama dengan ATPUSI, HIMPUSMA serta UMY ini juga mempersilakan siswa dan siswinya untuk me-request buku bacaan yang diinginkan. Kritik dan saran terhadap perpustakaan pun sangat dibuka lebar.
Tak cukup memfasilitasi warga sekitar dalam membangun semangat membaca, kegiatan lain yang dilakukan yaitu Pustaka berbagi. Sebuah program menyumbangkan buku-buku kepada masyarakat yang membutuhkan, sekolah-sekolah lain terutama diGugunungkidul dan Bantul, serta panti asuhan.
Pantaslah, Perpustakaan SMA MUHI ini menjadi yang terbaik di Indonesia. Semangat literasi tak hanya ditularkan pada siswa dan siswinya, namun kepada seluruh masyarakat luas agar siapapun dapat menambah ilmu dan pengetahuannya. Karena sekali lagi, bukankah Tuhanpun menyuruhmu membaca? (Bela Fataya Azmi)