Usaha Tikus Putih Aisyiyah Tamantirto Utara

Usaha Tikus Putih Aisyiyah Tamantirto Utara

BANTUL, suaramuhammadiyah.id,- “Butuh delapan bulan ibu untuk berani menyentuh tikus-tikusi tu…” ungkap Wiwik sembari mengeluarkan tikus-tikus putih yang menjadi sumber rezekinya.Ya, tikus, meski bagaimanpun warnanya, tetap menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang terutama wanita. Hal ini pula yang dirasakan oleh Wiwik, perempuan satu anak ini ketika merintis usaha budi daya tikus putih.

Usaha ‘aneh’nya ini berawal dari ketidaksengajaan.Tiga tahun lalu, sekitar bulan Januari 2013 teman keponakannya menitipkan beberapa ekor tikus putih dirumahnya. Dan secara kebetulan pula, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE)  Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Tamantirto Utara, Kasihan, Bantul, mengira tikus-tikus itu merupakan usaha budidaya Wiwik.

“Tau-tau, Bu Gita (Ketua KUBE PRA Tamantirto Utara) dating dan memasukkan saya ke KUBE PRA Tamantirto sini, saya malah dikasih modal usaha untuk mengembangkan tikus-tikus putih itu…” cerita Wiwik sambil tertawa.

Uang telah ditangan, namanyapun telah masuk daftar anggota KUBE PRA Tamantirto Utara, plus dukungan dari suaminya, maka jadilah Wiwik mulai detraining selama beberapa hari tentang budidaya tikus putih oleh teman keponakannya itu. Meski awalnya sama sekali tak mau menyentuh tikus-tikus itu, pada akhirnya ia “terpaksa” dan menjadi terbiasa, hingga kini hewan yang ditakutinya itu malah menjadi sumber rezekinya.

Setelah masuk dalam KUBE, setidaknya Wiwik memiliki lima orang teman yang sama-sama membudidayakan tikus putih. Setelah tikus-tikus itu siap dijual, mereka akan membawanya pada Wiwik sebagai pengepul untuk dijual pada pelanggan.

Budidaya tikus putih ternyata memiliki prospek yang bagus.Melalui internet, Wiwik mulai memasarkan tikus-tikus putihnya.PelangganWiwik pun beragam,dari anak SMP hingga orang-orang tua. Mereka membeli tikus putih untuk menjadi pangan reptile peliharaan maupun sebagai tikus percobaan dalam praktek.

Dengan bantuan KUBE, Wiwik mampu mengembangkan usahanya, tikus yang dulu hanya beberapa ekor bertambah menjadi ribuan ekor. Dalam sebulan, setidaknya Wiwik mampu mengantongi keuntungan bersih sebesar Rp. 800.000. Baginya, usaha yang dilakukan tersebut sangat membantu kebutuhan rumah tangganya.

Tapi seperti umumnya semua usaha, tidak semua berjalan dengan mudah dan lancar. Berhentinya lima teman lain dalam membudidayakan tikus putih ditambah permintaan yang semakin tinggi terhadap tikus putih membuat Wiwik sedikit kerepotan. Tikusnya pun kian berkurang, sehingga tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kini, Wiwik kembali memulai usaha tikus putihnya yang berjumlah 300 ekor. Dengan prospek yang sebenarnya bagus, Wiwik berharap usahanya mampu berkembang lagi. Karena sebenarnya, tikus putih yang ditakutkan ini merupakan sumber rezeki yang menggiurkan (Bela F).

Exit mobile version