MEDAN, suaramuhammadiyah.id—Ada anggapan bahwa berorganisasi hanya akan mengganggu waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk kuliah. Memang, tidak sedikit mahasiswa yang menyatakan diri sebagai aktivis hanya sibuk dengan kegiatan di luar kampus dan melupakan tugasnya sebagai mahasiswa. Namun, adanya oknum yang demikian bukan alasan untuk tidak berorganisasi.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di kampus berusaha untuk menyelaraskan antara ranah intelektualitas, humanitas dan spiritualitas. Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bidang Seni Budaya dan Olahraga (SBO), Ratu Lala Syaila Fikria menyatakan bahwa berorganisasi dengan tetap menjaga ketekunan kuliah bagi mahasiswa merupakan hal penting bagi mahasiswa era sekarang.
“Dengan berorganisasi secara serius, maka dengan mudah kita bisa mengembangkan potensi dan skill kita yang seringkali terpendam, organisasi bisa merubah yang kaku dan pendiam menjadi aktif dan progresif, dengan berorganisasi kita bisa menjadi manusia berkesadaran, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga kesadaran untuk menjadi aktor penting bagi perubahan social kemanusiaan,” ujar Ratu Lala Syaila Fikria di depan 4800 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) saat menjadi narasumber di Masta IMM, Kamis (1/09).
Berdasarkan pada pengalaman banyak tokoh yang sukses, umumnya mereka adalah orangt-orang yang semasa mudanya aktif di berbagai organisasi. “Dengan berorganisasi kita bisa bergerak melampau apa yang tidak dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang tidak berorganisasi. Jadi, rugilah bagi yang enggan masuk organisasi,”
Namun demikian, Ratu Lala Syaila Fikria menyampaikan juga pentingnya menyeimbangkan antara berorganisasi secara serius dengan tetap tekun dan berprestasi secara akademik.
“Mahasiswa yang secara serius berorganisasi bukan berarti mereka-mereka yang melek akademik, mereka-mereka yang tidak peduli terhadap kuliahnya, justru dengan berorganisasi memacu semangat kita untuk bisa berprestasi, meningkatkan kapasitas diri yang tidak hanya kejar IPK, tetapi IPK yang tinggi sejatinya merupkan cerminan kualitas diri kita, jadi justru dengan berorganisasi kita semakin giat meraih prestasi akademik,” kata Mahasiswa Pascasarjana UHAMKA ini.
Lala menghimbau supaya para mahasiswa tidak hanya bergerak dan berprestasi di dalam dinamika local dan nasional tetapi juga berkarya di dalam even-even internasional. “Saya merasakan sendiri, dengan berorganisasi khususnya dengan bergabung di IMM, saya telah mendapatkan suntikan energi motivasi dan kesadaran yang kuat untuk bergerak dan berprestasi tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga internasional. Saya yang dulunya hanya mahasiswi biasa-biasa saja, tetapi dengan ber-IMM Alhamdulillah setidaknya sudah lima belasan Negara baik Asia maupun Eropa yang sudah saya kunjungi,” tutur Lala yang juga sekjen OIC.
Lala juga mengingatkan bahwa sebagai mahasiswa harusnya memiliki kepekaan dan kepedulian pada sesama. “Mahasiswa adalah actor perubahan (agent of change), mahasiswa adalah sumber solusi (source of solution) di tengah berbagai persoalan keluarga, masyakat, umat, bangsa dan dunia secara keseluruhan. Karena sejarah mahasiswa adalah sejarah perubahan itu sendiri. Sebab perubahan tidak bisa dilepaskan dari peran-peran mahasiswa sebagai komunitas intelektual,” ujar Ratu Lala. (Kp/Rbs)