JAKARTA, suaramuhammadiyah.id – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PP Muhammadiyah yang berlangsung pada Jumat, (2/9) sampai dengan Ahad (4/9) memiliki beberapa agenda penting. Kegiatan yang dilangsungkan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Muhammadiyah Jakarta itu akan melakukan kondolidasi dan perencanaan dalam melakukan inventarisasi dan sertifikasi asset untuk kepentingan umat.
Sekertaris Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Fetrimen Zubir mengatakan masih banyak aset Muhammadiyah yang mengatasnamakan pribadi. Sehingga lewat rakernas kali ini, dapat terbentuk komunikasi agar aset Muhammadiyah kembali ke kepemilikan organisasi, bukan perorangan lagi. Hingga saat ini, tidak ada angka pasti berapa total aset perorangan yang sebenarnya milik Persyarikatan Muhammadiyah.
Hal itu dikuatkan oleh Ketua PP Muhammadiyah bidang Wakaf dan Kehartabendaan, Goodwill Zubir, yang mengatakan bahwa Rakernas kali ini akan serius menyelesaikan masalah wakaf dan aset milik Muhammadiyah. Akan dibahas pula pengoptimalkan pemberdayaan serta melengkapi sertifikasi aset dan wakaf yang masih kurang.
Rakernas kali ini dihadiri oleh 500 peserta perwakilan dari 34 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Indonesia. Nantinya, akan dibentuk tiga komite guna membahas berbagai masalah yang hendak dibahas dalam rakornas. Muhammadiyah menargetkan 90 persen aset dan tanah wakaf segera tersertifikasi.
“Kita target di periode PP Muhammadiyah saat ini dapat terselesaikan sampai 90 persen sertifikasi semua aset dan wakaf milik Muhammadiyah. Terutama yang berada di tempat jauh-jauh,” kata Goodwill Zubir, Jumat (2/9).
Penyelesaian sertifikasi aset dan wakaf ini, menurutnya penting agar Muhammadiyah bisa mengetahui secara pasti berapa besaran aset dan wakaf Muhammadiyah tersebut. Juga bagaimana potensi itu bisa dioptimalkan pemberdayaannya untuk kemaslahatan umat yang lebih besar.
“Yang belum tersertifikat bisa mendapatkan sertifikat semua, dan kalau masih atas nama pribadi atau pengurus bisa segera dialihkan menjadi nama Muhammadiyah,” ujarnya.
Selama ini Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi dengan aset dan wakaf terbesar di seluruh Indonesia, mencapai triliunan rupiah. Namun tidak ada data pasti berapa jumlah nilai aset yang dimiliki Muhammadiyah tersebut. (Rbs)