Aparat keamanan masih menjadi target penyerangan bom. 11 polisi tewas dan 78 lainnya luka-luka dalam serangan bom truk di markas polisi Cizre Turki tenggara Jum’at (26/8). Bom meledak di sebuah pos pemeriksaan setelah penyerang gagal melewati para penjaga. Sempat terjadi pertempuran senjata antara polisi dengan penyerang. Itu bom terakhir hingga saat ini.
Partai Pekerja Kurdistan/Partiya Karkeren Kurdistan (PKK) secara terang-terangan mengkalim bertanggungjawab atas penyerangan yang banyak menewaskan aparat keamanan itu. Serangan di Cizre oleh PKK terjadi setelah dua hari sebelumnya pasukan Turki meluncurkan serangan darat dan udara ke Suriah dengan menargetkan Kurdi dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Kota-kota di Turki yang mendapatkan serangan mematikan dari berbagai pihak menjadi saksi bisu dari bom yang menggungcang Turki semester pertama 2016. Berbagai serangan bom yang bertubi-tubi melanda Turki, bukan hanya berasal dari musuh perang Turki sejak tahun 1984 yaitu PKK, tetapi juga dari lawan PKK yaitu ISIS.
Tahun 2016, menjadi tahun yang mematikan bagi Turki. Berbagai serangan bom tersebut merupakan konflik paralel yang sedang melanda negeri itu. Konflik yang terjadi dari berbagai kubu tentu tidak hanya merugikan pihak lawan yang menjadi target, namun juga merugikan warga sipil yang tidak bersalah.
Serangan bom yang mejadi bencana bagi Turki di tahun 2016 ini, imbas dari berakhirnya gencatan senjata antara pemerintah Turki dengan milisi Kurdi (PKK). Bukan hanya itu, beberapa bom yang terjadi juga akibat dari peperangan dua kubu yaitu PKK dan ISIS. Akibatnya bom-bom mematikan yang mengguncang Turki tidak dapat dihindari. Serangan bom yang terjadi di Turki sepanjang tahun 2016 antara lain sebagai berikut:
Pada Selasa (12/1) bom terjadi di Distrik Sultanahmed Istanbul. Pelaku dari serangan itu diduga anggota ISIS yang mengaku sebagai warga Syria. Akibat serangan bunuh diri itu sebanyak 12 turis asal Jerman tewas dan belasan orang lainnya luka-luka.
Disusul Rabu (17/2) bom terjadi di Ankara yang menewaskan 29 orang. Teyrebazen Azadiya Kurdistan (TAK) yang merupakan cabang dari PKK, mengaku bahwa kelompoknya sebagai pelaku serangan dan mengklaim target dari serangan bom tersebut yaitu militer Turki.
Setelah bom melanda Turki dipertengahan Januari dan Februari, serangan kembali terjadi sebulan sesudahnya, (13/3) bom mobil di Ankara menewaskan 34 orang dan melukai 71 orang. Lagi-lagi TAK sebagai cabang dari kelompok PKK mengkalim bahwa mereka ada dibalik serangan itu.
Belum kering luka akibat bom yang terjadi pada 13 Maret 2016, bom susulan terjadi di Jalan Istiklal Caddesl Sabtu (19/3). Serangan yang merupakan bom bunuh diri itu menewaskan 3 warga Israel dan 1 warga Iran. Dalam serangan ini pemerintah menduga ISIS sebagai pelaku dengan berbagai motif dan tujuan.
Tidak puas melakukan serangan bom di Ankara dan Istanbul, TAK kembali melakukan serangan Selasa (7/6). Kurdistan Freedom Falcons yang lebih sering disingkat TAK ini menyerang konvoi pasukan keamanan. Sebanyak 7 orang polisi dan 4 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Tiga minggu setelah TAK menyerang pasukan konvoi keamanan, Turki digemparkan lagi oleh tiga ledakan yang terjadi di Bandara Atatutk, Istanbul pada Selasa (28/6). Serangan dari pria bersenjata dan bom bunuh diri itu menewaskan sebanyak 47 orang dan lebih dari 200 orang luka-luka.
Diyarbakir, Kiziltepe, dan Mardin menjadi kota serangan bom selanjutnya oleh PKK. Tiga kota tersebut terletak di wilayah perbatasan Irak. Bom yang terjadi secara simultan pada Rabu (10/8) itu menewaskan 8 jiwa di Diyarbakir dan Kiziltepe serta puluhan orang lainnya luka-luka. Sedangkan ledakan yang terjadi di Mardin menewaskan 5 orang. Target serangan PKK adalah kendaraan militer Turki.
Setelah militan Kurdi (PKK) melancarkan penyerangan di tiga kota yang terletak di wilayah perbatasan Irak. Warga Kurdi menjadi sasaran penyerangan bom yang diduga dilakukan oleh ISIS. Serangan bom itu terjadi pada pesta pernikahan warga Kurdi di Gaziantep Sabtu (20/8).
Dalam pesta penikahan tersebut, tamu undangan yang hadir mayoritas warga suku Kurdi. Diduga kuat pelaku bom bunuh diri adalah anggota ISIS yang mengincar suku Kurdi sebagai target utama penyerangan. Dalam peristiwa mematikan itu, menewaskan 51 jiwa dan 94 lainnya cidera. Bom pada pesta pernikahan warga Kurdi di Gaziantep ini menjadi serangan paling mematikan di Turki sepanjang semester pertama di tahun 2016.
Serangan bom truk di markas polisi Cizre Turki tenggara Jum’at (26/8) merupakan bom terakhir hingga saat ini. Berbagai bom yang sudah terjadi di negara yang mengalami kudeta militer gagal 15 Juli lalu itu, tidak membuat Turki menerima permintaan gencatan senjata dari Yekîneya Parastina Gel (YPG).
Turki terus berupaya untuk menutup rapat pintu bagi milisi Kurdi dengan berbagai gempuran. Bisa jadi milisi Kurdi akan membalas tindakan pasukan Turki itu dengan kembali melakukan serangan bom selanjutnya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bom di markas polisi Cizre Turki tenggara itu menjadi bom terakhir yang menggempur kota-kota di Turki (Rosmania Robichatun).