Paguyuban Srengenge, Dakwah Komunitas ala Angkatan Muda Muhammadiyah Blitar

Paguyuban Srengenge, Dakwah Komunitas ala Angkatan Muda Muhammadiyah Blitar

BLITAR, suaramuhammadiyah.id–Lemahnya budaya diskusi dan literasi di lingkup kader dan warga Muhammadiyah Blitar, menjadi kegelisahan tersendiri bagi sebagian kader muda Muhammadiyah. Mereka pun mendirikan sebuah komunitas bernama Paguyuban Srengenge yang bergiat dalam bidang diskusi, wacana, dan literasi. Sengaja dinamakan Paguyuban, agar membedakan dengan organisasi formal.

Inisiatornya antara lain adalah Khabib M. Ajiwidodo dan Atim Pari Purnama, keduanya adalah kader Pemuda Muhammadiyah Blitar, yang juga pernah bergiat di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Khabib sendiri adalah Mantan Ketua IMM Cabang kediri, sementara Atim adalah Mantan ketua pertama IMM Cabang Blitar. Selain dua nama itu, juga ada nama Ahmad Fahrizal Aziz yang kemudian menjadi Ketua Presidium Paguyuban Srengenge. Fahrizal adalah Mantan Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Cabang Malang.

Selain tiga nama yang menjadi Presidium Paguyuban Srengenge, juga ada kader-kader muda yang tergabung, sebagian dari mereka adalah kader aktif IMM Blitar baik di lingkup komisariat maupun Cabang, seperti Sukma Uli Nuha (Ketua IMM Cabang Blitar), Karas Candra Ghupta Khan, dan Ibnu Winarno (Mantan ketua IPM Daerah Blitar).

Kehadiran Paguyuban Srengenge juga tidak lepas dari support tokoh-tokoh senior Muhammadiyah yang turut serta memberikan bantuan moril dan materiil. Salah satu respon positif datang dari Ketua PDM Kota Blitar Rusdi Riyanto yang mengharapkan agar kehadiran Paguyuban Srengenge mampu memberikan khazanah keilmuan bagi Umat. Selain itu, respon positif lain juga datang dari Zen Amirudin yang berpesan agar Paguyuban Srengenge bisa istiqomah dalam menjalankan agenda yang telah dibuat.

Senada dengan dua tokoh diatas, Zainal Arifin yang juga Sekretaris PDM Kabupaten Blitar itu juga berharap Paguyuban Srengenge bisa menggarap wilayah kajian yang selama ini memang jarang diminati oleh kader-kader Muhammadiyah. Paguyuban Srengenge sendiri juga sering meminta arahan Chairul Umam, alumni UMM yang juga pernah aktif di Resist Malang bersama Pradana Boy ZTF, tentang bagaimana cara membangun dakwah komunitas yang progresif.

Agenda Paguyuban Srengenge sendiri meliputi kajian keislaman, bedah buku, dan penerbitan, serta publikasi melalui blog dan media sosial, termasuk youtube. Beberapa agenda yang berjalan antara lain kajian tafsir Salman, Tadabur Pemikiran Tokoh-tokoh Islam, serta dua kali bedah buku. Buku pertama yang dibedah berjudul “Islam dan Fundamentalisme” karya Nafi’ Muthohirin, dan buku kedua berjudul “Benturan Ideologi di Muhammadiyah” karya Sholihul Huda.

Selain agenda diskusi, Paguyuban Srengenge juga memiliki produk publikasi, yaitu Buletin Al Wasath cetak dan Online, serta kanal Youtube bernama Paguyuban Srengenge Channel.

“Kehadiran paguyuban Srengenge diharapkan mampu menyemarakkan dakwah Muhammadiyah di Blitar raya, terutama dalam segmen dakwah komunitas yang menjadi wadah dalam memperkaya persepsi publik terutama dalam bidang KeIslaman, agar memiliki pandangan yang lebih terbuka, terutama dalam melihat realitas yang berkembang,” ujar Fahrizal, Ketua Paguyuban Srengenge.

Selain Publikasi dalam bentuk Buletin, kedepan Paguyuban Srengenge juga ingin membuat sebuah buku, terutama yang berkaitan dengan dakwah Muhammadiyah di Blitar raya. Planning lainnya adalah bekerjasama dengan UPT Perpustakaan Bung Karno untuk menggelar Soekarno Islamic Studies (SIS) yang menggali lebih detail lagi Pemikiran Soekarno tentang Islam dan Muhammadiyah. Informasi tentang Paguyuban Srengenge bisa diakses melalui Srenge-nge.blogspot.com. (red.s)

Exit mobile version