MALANG, suaramuhammadiyah.id–Pasca ditetapkannya Desain Perkaderan hasil Lokakarya Perkaderan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang Raya Agustus lalu, PC IMM Malang Raya segera merealisasikan konsepnya dengan menyelenggarakan Latihan Instruktur Dasar (LID) September ini. Acara yang rencananya digelar selama tiga hari (16-18 September) ini, dibatasi hanya untuk kader IMM se-Malang Raya dan tidak membuka pendaftaran bagi kader di luar Malang.
“Karena kondisinya berbeda. Di Malang ada instruktur komisariat. LID Malang ini murni untuk memaksimalkan tugas instruktur cabang. Jadi nggak bisa kita buka (pendaftaran) buat umum. Karena instruktur yang akan kita hasilkan bakal disesuaikan dengan hasil Desain Perkaderan IMM Malang,” terang Rudi Suhartono, Ketua Bidang Kader PC IMM Malang Raya periode 2016-2017.
Diakuinya, kehadiran Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) tidak serta merta mampu merapikan kaderisasi yang ada di Malang Raya. Rudi menilai, dengan beragamnya kultur pada tiap komisariat, berdampak pada beragamnya karakter instruktur untuk memahami SPI dalam proses perkaderannya.
“SPI belum mampu menjawab kebutuhan perkaderan IMM Malang Raya. Peran dan Fungsi Instruktur sejatinya sudah hadir dalam SPI, tetapi yang menjadi rancu adalah ketika menyesuaikan kebutuhan pada tingkatan di masing-masing level kepemimpinan,” lanjut Rudi.
Hal tersebut menguatkan alasan tentang keharusan mewujudkan keberadaan Desain Instruktur Cabang IMM Raya agar kerja-kerja instruktur terarah, sesuai dengan Desain Perkaderan IMM Malang Raya yang disepakati dalam Lokakarya Perkaderan.
Selain itu, seperti yang ada dalam Desain Perkaderan IMM Malang raya, instruktur cabang merupakan salah satu perangkat kaderisasi untuk menjalankan kaderisasi yang ada di IMM Malang raya. “Maka dari itu, dibutuhkan Desain Instruktur Cabang yang jelas untuk mengatur kerja Instruktur Cabang agar kerja-kerja dalam mengontrol muatan kaderisasi bisa berjalan maksimal dan tidak tumpang tindih dengan instruktur komisariat,” paparnya.
Terkait digunakannya Desain Perkaderan IMM Malang Raya sebagai landasan penyelenggaraan LID, Rudi membantah hasil Lokakarya Perkaderan Malang bertentangan dengan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI). Ia menjelaskan bahwa hasil lokakarya merupakan turunan dari SPI guna menjawab kebutuhan dan kontekstualisasi kondisi perkaderan IMM di Malang Raya.
“Tahun ini kita memang pakai Desain Perkaderan hasil lokakarya. Tapi untuk kedepannya nanti tergantung evaluasi. Kalau masih relevan monggo diteruskan, kalau ada kekurangan monggo diperbaiki,” pungkasnya. (Ade Chandra Sutrisna)