MAROKO. suaramuhammadiyah.id-600 masjid ramah lingkungan rencananya akan dibangun di Maroko pada tahun 2019 mendatang. Upaya ini menjadi pendorong dalam mewujudkan misi clean energy Maroko dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan sumber energy terbarukan di negara tersebut. Terlebih, Masjid merupakan pusat kehidupan sosial di Maroko.
Direncanakan, di akhir tahun ini akan ada 100 masjid ramah lingkungan yang memanfaatkan penerangan hemat energy, pemanas air tenaga surya, dan sistem fotovoltaik sebagai sumber energy listrik. Inisiatif ini telah dimunculkan sejak tahun 2009 oleh Raja Mohamed VI. Ia berkomitmen untuk melakukan upaya proaktif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat Maroko. Upaya ini diharapkan mampu mengurangi hingga 40% pengeluaran energy di 15000 masjid yang tersebar di Maroko.
Jan-Christophe Kuntze, Kepala program pembangunan ‘Green Mosque’ mengatakan tentang betapa pentingnya masjid dalam kehidupan masyarakat Maroko. Sehingga, inisiatif dalam mendorong penggunaan sumber energy terbarukan melalui pembangunan ‘Green Mosque’ menjadi langkah strategis bagi Maroko untuk mewujudkan efisiensi energy. “Masjid adalah pusat dan bagian yang penting dari kehidupan sosial di Maroko. Mereka adalah tempat masyarakat bertukar pandangan dan menyelesaikan berbagai permasalahan mereka,” tutur Kuntze.
Pada November mendatang, Maroko akan menjadi tuan rumah dalam konvensi tentang perubahan iklim yang diselenggarakan oleh United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Sejauh ini, Maroko menjadi satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang berkomitmen untuk mereduksi emisi, dalam pertemuan International Islamic Climate Change Symposium yang diadakan di Istanbul pada tahun 2015 lalu. Menteri Lingkungan Maroko Hakima el-Haite, bahwa dengan adanya deklarasi tersebut, mampu mengubah pola pikir dan perilaku beberapa negara di kawasan Teluk akan perubahan iklim (Th).