KUALA LUMPUR, suaramuhammadiyah.id—Silaturahim dan pengajian yang secara rutin dilakukan pasca Idul Fitri telah menjadi tradisi bagi warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia sekembalinya dari tanah air. Di tahun 2016 ini, warga PCIM dan PCIA Malaysia yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, menggelar halal bihalal sekaligus pengajian bulanan di alam terbuka bernuansa rekreasi keluarga, tepatnya di Taman Tasik Titiwangsa Kuala Lumpur.
Dalam tausiyahnya, penasehat PCIM Malaysia Ust Dr Muhammad Arifin Ismail Lc MA menjabarkan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam budaya penyambutan bulan Syawal di masyarakat nusantara. Budaya mudik (pulang kampung), takbiran di malam lebaran, halal bihalal, dan berbagai kegiatan masyarakat sepanjang bulan Syawal bukan sekedar ritual budaya, tapi membawa makna pentingnya silaturahim dan persaudaraan. Malam Eid, menurut Ust Arifin, adalah malam ijazah atau malam kelulusan yang akan disambung dengan silaturahmi. “Ini penting karena Islam menekankan pentingnya keseimbangan ritual dan sosial,” tuturnya..
Pengajian yang dihadiri warga PCIM dan PCIA Malaysia termasuk dari Ranting-ranting istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah tersebut telah terlaksana penuh keakraban. Kegiatan lomba dan permainan anak-anak pun turut memeriahkan suasana pengajian. Ust Arifin yang juga mantan Ketua Umum PCIM Malaysia periode 2011-2016 itu berpesan agar kita jangan menunda silaturahim. “Agar tidak menggantung ibadah orang lain, dan agar ibadah kita tidak tergantung oleh orang lain.”
“Oleh itu, halal bihalal memiliki pesan penting agar kita selalu ingat akan silaturahim yang menjadi pondasi kekuatan dakwah Islam,” tegasnya yang kini bertugas sebagai panel ahli Pejabat Mufti Wilayah Kuala Lumpur, Malaysia (ed-Th).