YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id—Sosok negarawan Roeslan Abdulgani pernah menyatakan bahwa sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Merujuk pada pendapat itu, keberadaan sejarah merupakan hal penting. Artinya, sejarah masa lalu sangat penting untuk menjadi landasan bagi masa sekarang dan masa depan. Pelestarian situs-situs dan dokumen sejarah juga merupakan hal yang tidak bisa diremehkan. Sikap pengabaian sejarah menjadikan bangsa ini mudah tertipu dan terbawa arus.
Guru besar UIN Sunan Kalijaga, Prof Abdul Munir Mulkhan menyatakan bahwa penyelamatan dokumen sejarah merupakan hal urgen yang tidak bisa ditunda lagi. “Literasi kita lemah, sehingga tidak bisa memahami sejarah,” katanya dalam acara Darul Arqam Madya (DAM) PC IMM Sleman, di BLK PAY Yogyakarta, Sabtu (10/9).
Munir Mulkhan menyayangkan sikap penghancuran situs fisik sejarah, semisal situs Hindu dan Budha. Keberadaan situs-situs hebat itu semisal Candi Prambanan dan Candi Borobudur justru seharusnya dipelihara, termasuk oleh umat Islam. Menurut Munir, adanya peninggalan itu membantu dalam menjelaskan dan menceritakan sejarah kejayaan Hindu Budha yang kemudian takluk ke Islam. “Situs-situs hebat Hindu Budha harus dilestarikan untuk menjelaskan ke anak cucu mengapa itu bisa tunduk ke Islam,” katanya.
Ironisnya, perguruan tinggi Islam termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah tidak banyak yang menaruh minat dan fokus dalam merawat situs dan dokumen sejarah. “Tidak banyak anak-anak muda Muhammadiyah sekarang yang suka baca dokumen-dokumen,” katanya sambil menyebut bahwa hingga tataran pimpinan pun, ketertarikan dan kepahaman pada sejarah Muhammadiyah sangat kurang.
Menurut Munir, masih banyak dokumen penting yang bisa ditemukan dan diselamatkan. Ia menyebut contoh tentang dokumen asas berdirinya PKU Muhammadiyah yang ditemukannya di Surabaya belum lama ini. Dokumen tentang asas PKU ini, kata Munir Mulkhan, menjelaskan bahwa keberadaan awal PKU Muhammadiyah adalah untuk melaksanakan tugas kemanusiaan murni. (Ribas)