Momentum Idul Adha, Mengasah Hati untuk Berserah Diri

Momentum Idul Adha, Mengasah Hati untuk Berserah Diri

Ilustrasi Shalat Idul Adha

MUNGKID. suaramuhammadiyah.id– Perayaan ‘Idul Adha merupakan pelajaran dan hikmah terkait keihklasan dalam sebuah pengorbanan.

“Pengorbanan terhadap apapun yang dimiliki oleh setiap individu manusia merupakan spirit positif  bagi tumbuhnya budaya hidup tolong menolong dan kebersamaan diantara umat manusia,” tegas Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang Drs H Jumari dalam Khotbah ‘Idul Adha 1437 H di Lapangan Santan Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (12/09).

Jumari pun menerangkan bahwa keluarga Ibrahim memberikan inspirasi yang akan senantiasa relevan dan dapat dijadikan teladan sepanjang zaman. Peristiwa ketika Ibrahim bermimpi menyembelih putranya sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ash Shaffat ayat 102 memberikan pelajaran terkait perlunya sikap ikhlas dan rela berkorban.

“Keluarga Ibrahim merupakan perpaduan antara ketegasan dan kelembutan, antara kegigihan perjuangan dan keharmonisan serta ketajaman rasio berpikir dan kepekaan rasa,” lanjutnya.

Menurut Jumari ada beberapa kata kunci yang dijadikan pedoman untuk mendidik generasi yang kuat. Yakni, keteladanan dalam hal ketaqwaan dan kejujuran. Keteladananlah  yang menyebabkan Ibrahim dan keluarganya berhasil mendidik Ismail menjadi pribadi yang kuat.  Dengan demikian akan muncul generasi yang memiliki keunggulan dari aspek ritual (kesholehan individual), keunggulan moral dan juga sosial (kesolehan sosial).

“Oleh karenanya saat ini diperlukan pendidikan yang memiliki visi mencetak dan membentuk generasi yang memiliki karakter kuat, tegar dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan,” imbuh Jumari.

Salah satu hikmah yang terkandung adalah agar kecintaan manusia terhadap apapun yang dimiliki, termasuk anak dan harta benda jangan sampai melemahkan ketaatan kepada Allah dan perjuangan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. “Oleh karena tujuan diciptakannya manusia hanya untuk beribadah kepada Allah maka sudah seharusnya setiap manusia perlu melakukan evaluasi dan instrospeksi agar spirit dan hikmah yang ada pada perayaan Idul adha ini mampu dijadikan momentum untuk mengasah pribadi untuk sepenuh hati berserah diri terhadap setiap kehendak dan ketentuan-Nya,” tandas Jumari (handy).

Exit mobile version