Oleh: Ahmad Marzuqi
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Marilah pada perjumpaan yang mulia ini kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga tersentuh hati kita untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid yang insya Allah diberkahi oleh-Nya guna melaksanakan perintah-Nya, seandainya rahmat Allah tidak diberikan kepada kita, mungkin kita mengabaikan perintah-Nya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi Muhammad saw, keluarga serta sahabat dan kepada mereka yang menyeru dengan seruannya dan berpedoman dengan petunjuknya.
Selanjutnya di mimbar yang mulia ini, saya mewasiatkan khususnya kepada diri saya pribadi dan umumnya kepada para jamaah sekalian untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah swt, yaitu dengan memperhatikan syari’at Allah dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menauhi larangan-Nya, dengan ketakwaan inilah manusia dinilai dihadapan Allah swt.
Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah
“Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” dalam surat ini menjelaskan kewajiban bagi setiap orang untuk beriman dan beramal shalih, bahkan dengan iman dan amal shaleh masih kurang jika belum disempurnakan dengan semangat saling memberi nasehat dalam menegakkan kebenaran dan saling memberi nasehat dalam kesabaran demi mempertahankan keimanan.
Menjalankan perintah Alah dalam surat Al-Asr tadi, maka berdirinya khatib di sini ingin menyampaikan beberapa nasehat, yang mudah-mudahan dari nasehat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, nasehat yang kami maksudkan adalah nasehat yang pernah disampaikan oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam sunahnya, dengan sanad yang shahih, dari sahabat Rasulullah saw, Abu Irbadh bin Sariyah menceritakan:
“Suatu hari Rasulullah saw memberikan nasehat kepada kami dengan suatu nasehat yang membuat gemetar hati-hati kami, dan membuat bercucuran air mata kami. Maka kami (para sabahat) berkata: “Wahai Rasulullah, nasehat ini seperti nasehat orang yang hendak berpisah, karena itu berilah kami wasiat”, lalu Rasulullah saw bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian semua untuk bertakwa kepada Allah swt, agar mendengar dan taat (kepada pemimpin), walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Barangsiapa yang hidup lama sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan/ perbedaan pendapat yang sangat banyak, karena itu wajib atas kalian untuk berpegang teguh kepada sunnahku, dan sunnah Khulafa’ ar-Rasyidin yang mendapatkan hidayah dari Allah swt, gigit eratlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian (yakni pegang teguhlah). Dan berhati-hatilah kalian dari semua perkara yang baru dalam agama ini, karena semua perkara yang baru itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu adalah kesesatan.”
Dari hadits ini kita bisa mengambil beberapa inti dari nasehat dalam sabda Rasulullah saw di antaranya,
Pertama: Agar kita saling menasihati untuk bertakwa kepada Allah SwT. Takwa yang dimaksud di sini adalah upaya seseorang dalam melakukan sesuatu yang dapat melindungi dirinya atau menjaga dirinya dari azab Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Firman Allah SwT:
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Qs al-Lail: 5-7).
Kedua: Agar kita saling menasihati untuk mengikuti sunnah/petunjuk Rasulullah saw. berpegang teguh kepada sunnah merupakan jaminan keistiqomahan, dan mendapatkan keselamatan. Seorang muslim yang menjaga sunnah seperti ia menjaga badannya dengan makanan dan minuman maka ia akan mendapatkan kebahagiaan agamanya dan dunianya, mereka termasuk orang yang paling bahagia di akhirat di antara makhluk-makhluk di dunia.
Ketiga: Agar kita saling menasihati untuk berhati-hati dari perkara yang baru dalam agama, Rasulullah saw memperingatkan agar berhati-hati dengan perkara yang baru, sebagaimana Rasulullah mengabarkan akan terjadinya perselisihan dan perpecahan serta timbulnya bid’ah, Rasulullah menunjukkan jalan yang selamat dari perpecahan dan bid’ah adalah dengan berpegang teguh kepada sunnahnya dan sunnah khulafa’ rasyidin setelahnya.
Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah
Demikian nasihat Rasulullah saw yang pernah disampaikan kepada sahabatnya, dan nasihat tersebut merupakan nasihat untuk kita semua.
—————–
Ahmad Marzuqi, Pernah belajar di SMA Muhammadiyah Gubug.