FRANKFURT. suaramuhammadiyah.id-Indonesisch Moslemische Gemeinde (IMG e.V.) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya telah sukses mengadakan pengajian umum bulanan pada Hari Sabtu, 17 September 2016 di Masjid Indonesia Frankfurt, Strahlenberger Weg 16 (2. OG)
60599 Frankfurt am Main. Acara ini dimulai pada pukul 14.00 hingga 16.00 waktu Jerman (CEST atau Central European Summer Time). Pengajian yang dihadiri kurang lebih seratusan orang ini menghadirkan pembicara yaitu sekretaris umum PP Muhammadiyah, KH. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed yang menyampaikan materi tentang Islam dan peran perdamaian dunia.
Dalam ceramahnya, Abdul Mu’ti menyampaikan tentang pentingnya Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ alamain untuk menjaga persatuan umat Islam di seluruh dunia termasuk di dunia Barat. Menurutnya, konflik-konflik yang dialami oleh kaum Muslim seperti konflik di Timur Tengah yang tidak berkesudahan, sunni versus shiah, Saudi versus Iran termasuk Muhammadiyah versus NU di Indonesia akan merugikan umat Muslim itu sendiri. Karena itulah, kita harus menghargai perbedaan orang lain termasuk perbedaan agama.
“Saat dulu kuliah di Australia, saya takut sekali dengan anjing. Tapi ketika saya bertemu dengan orang lokal yang bawa anjing, saya mengatakan kepadanya bahwa your dog is beautiful meskipun jantung saya dag dig dug karena ketakutan sekali,” terangnya disambut tawa jamaah.
Sebagai Muslim yang tinggal di Jerman dan Eropa pada umumnya, lanjut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, kita harus melihat perbedaan itu bukanlah sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi harus disikapi dengan normal karena perbedaan itu sebuah keniscayaan umat manusia. “Al-Qur’an tidak hanya mengatakan lakum dinukum wa liyadin tapi al-haqqu min robbik. Artinya Islam pun juga menghargai keyakinan dari Tuhan agama lain,” tambahnya.
Ketua PCIM Jerman Raya, Ridho Al-Hamdi, mengatakan bahwa jamaah yang hadir berasal dari berbagai kota di Jerman dengan latar belakang yang berbeda-beda. “Mereka sangat antusias mendengarkan materi dari awal hingga akhir serta bertanya tentang berbagai hal setelah forum pengajian selesai, bahkan ada jamaah yang mengatakan waktunya kurang meski sudah dua jam-an. Hal ini terlihat beberapa jamaah yang ingin bertanya gak ada waktu lagi,” terang Ridho.
Di akhir acara, selain mengadakan santap hidangan ala Indonesia, ada potong tumpeng juga sebagai bentuk penghargaan buat pasangan yang baru saja menikah yang keduanya sama-sama sedang kuliah di Jerman, yaitu Jamal dan Endang. “Kedua pasangan tersebut merasa mendapatkan surprise dan itu ide dari salah satu pengurus kami, Diyah Nahdiyati,” tambah Ridho (QNs).