Islam Progresif dan Kontekstualisasi Gerakan Sosial menuju Masyarakat Berkemajuan

Islam Progresif dan Kontekstualisasi Gerakan Sosial menuju Masyarakat Berkemajuan

YOGYAKARTA, suaramuhammadiyah.id,- Islam progresif atau Islam berkemajuan telah menjadi spirit yang dibangun Muhammadiyah sejak lama. Bahkan, jika menilik dari perjuangan awal Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam memebangun Muhammadiyah, telah nampak semangat berkemajuan melalui aksi-aksi Muhammadiyah yang terbilang modern pada zamannya.

Kini, usia Muhammadiyah lebih dari satu abad, seiring dengan zaman yang berganti dan melahirkan modernisasi hingga post-modrnisasi. Melihat fenomena tersebut, tantangan Muhammadiyah kini tentu tak lagi sama dengan tantangan Muhammadiyah 107 tahun yang lalu.

Namun yang pasti ada dalam tubuh Muhammadiyah adalah semangat membentuk masyarakat berkemajuan yang kini juga dihadirkan dalam tubuh salah satu organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah sendiri, yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Sebagai organisasi kemahasiswaan, IMM tak lepas dari gerakan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, dalam perkaderan madya Pimpinan Cabang (PC) IMM AR Fakhruddin kota Yogyakarta mengangkat tema “Kontekstualisasi Gerakan Sosial Menuju Masyarakat Berkemajuan”. Darul Arqam Madya (DAM) yang diikuti oleh 28 peserta ini bertempat di Pondok Al Maun, Kasihan, Bantul.

Salah satu materi yang dibahas dalam DAM kali ini (15-20 September 2016) adalah Kontekstualisasi Islam Progresif dalam Gerakan Berkemajuan Muhammadiyah. Materi ini diisi oleh Ashad Kusuma Djaya, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Periode 2015-2020.

Dalam pemaparannya Ashad menjelaskan bahwa salah satu hal yang hilang akibat modernisasi saat ini adalah nilai. Masyarakat hidup modern dan mulai meninggalkan nilai-nilai. Hal inilah yang kemudian menimbulkan banyak persoalan baru di masyarakat.

Maka, ketika dunia dalam keadaan kehilangan ini, Al Qur’an yang telah diturunkan sekian abad lalu sebenarnya mampu untuk menjadi jawaban. Namun, tidak serta merta Al Qur’an menjawab secara lugas persoalan zaman yang datang. Dalam hal ini harus ada pengkontekstualkan Al Qur’an dalam kehidupan masa kini.

Itulah yang senantiasa dilakukan oleh Muhammadiyah untuk menjawab persoalan-persoalan modern. Penegasan bahwa Al Qur’an yang berupa teks nyatanya masih sangat relevan untuk menjawab berbagai dimensi persoalan, bukan sebatas masalah ibadah.

“Muhammadiyah tidak hanya berbicara tentang tabligh dan tarjih, namun juga seluruh dimensi kehidupan.” Jelas Ashad.

Semangat berkemajuan itulah yang kemudian ingin diturunkan kepada IMM dalam gagasan PC IMM AR Fakhruddin kedepan. Melihat fenomena dan tantangan baru dalam dunia aktivisme IMM, tentu melahirkan kebutuhan akan sebuah formula baru dalam menghadapi hal tersebut. Maka, kontekstualisasi atas gerakan menjadi persoalan yang urgent menuju terwujudnya masyarakat berkemajuan. Sesuai dengan cita-cita IMM dan Muhammadiyah (Bela)

Exit mobile version