KENDAL, suaramuhammadiyah.id – Sebagai organisasi Islam tertua yang masih eksis di Indonesia, Muhammadiyah diyakini memiliki pondasi yang kuat dan tidak mudah goyah dalam menghadapi paham-paham yang bertentangan dengan Islam yang rahmatan lil alamin dan Pancasila. Termasuk salah satunya adalah Komunisme atau PKI.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal, Drs Utomo MPd, saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Generasi Muda ‘Mewaspadai Bangkitnya Bahaya Laten Komunisme’, yang digelar Pemuda Muhammadiyah (PM) Kendal, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kendal, Sabtu (17/9).
Kegiatan seminar ini diikuti oleh anggota Pemuda Muhammadiyah maupun Ortom lainnya seperti Nasyiatul Aisyiyah (NA), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Turut hadir sebagai pembicara lainnya yakni dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Kendal yang diwakili Kabid Pemuda, Sulardi SPd.
“Muhammadiyah tidak terjamah oleh paham Komunis karena memiliki pondasi yang kuat dalam hal ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ekonomi khususnya, menjadi dasar yang terpenting dalam membendung paham tersebut, yang selalu menggugat pertentangan kelas antara orang miskin dan kaya. Paham Komunisme memang selalu berusaha merangkul orang-orang miskin, melalui iming-iming kesejahteraan, dengan cara melawan dominasi kapitalisme,” papar Utomo.
Terutama dalam bidang ekonomi. kemandirian Muhammadiyah ini dianggap dapat menghindarkannya dari pihak-pihak yang ingin mendikte Muhammadiyah. Di masa lalu, ketertarikan masyarakat pada PKI dan komunisme sedikit banyak dipengaruhi oleh janji pemenuhan ekonomi jika bergabung dengan PKI.
“Kami pernah menolak bantuan yang diberikan oleh ‘cukong-cukong’, yang ingin menyesatkan warga Muhammadiyah. Kemampuan ini ada berkat pondasi yang kuat dari Muhammadiyah, sehingga jika seluruh masyarakat nantinya telah hidup sehat, diharapkan untuk dapat meraih pendidikan setinggi mungkin. Jika telah tercapai, maka harus bisa kreatif dan berinovasi dalam menghasilkan karya,” tutur Utomo, yang mengingatkan bahwa pendidikan, kesehatan dan ekonomi merupakan pilar penting bagi Muhammadiyah. (Ribas)