SURABAYA, Suara Muhammadiyah—Lembaga pendidikan Muhammadiyah kembali mendapat apresiasi dari public Internasional. Kali ini, puluhan mahasiswa fakultas pendidikan Universitas Palacky, Olomouc, Cekoslavia yang mengaku kagum dengan institusi pendidikan non pemerintah di Indonesia. Selama sebulan kedepan, para mahasiswa ini akan meneliti sistem pendidikan di Muhammadiyah dan Pesantren yang ada di Kota Surabaya.
“Di negara luar juga sudah mengenal SD Muhammadiyah 4 Pucang karena langganan juara di tingkat internasional, atas prestasi yang sudah ditorehkannya. Saya akui, ini jauh lebih berkembang dari yang kami bayangkan, karena di beberapa sekolah di Ceko bahkan belum modern seperti di Pesantren maupun sekolah Muhammadiyah seperti di Indonesia,” papar Kristyna, salah satu mahasiswa dalam kunjungan ke SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Senin (19/9).
Kristyna mengaku heran dan kagum dengan kondisi Islam di Indonesia yang berbeda dengan Islam di tempat lain. “Kami di Ceko melihat Islam itu keras, bahkan menyebutnya bom people. Tapi, pendidikan di Muhammadiyah dan pesantren jauh berbeda. Islam di Indonesia, khususnya Madura dan Jawa ini sangat modern, Santun serta ramah,” kata Kristyna Krenkova.
Hal yang sama diungkapkan Michaela Langova, yang juga mahasiswa manajemen pendidikan Universitas Palacky. Dia mengaku bahwa awal ketertarikannya dengan pendidikan di Indonesia yakni dari adanya sistem pendidikan Muhammadiyah, sebuah organisasi masyarakat dan bukan di bawah pemerintahan bisa membuat sebuah sistem pendidikan modern yang bagus dan bahkan menjadi rujukan.
“Muhammadiyah ini luar biasa, dan juga beberapa pesantren di sini juga bisa bertahan hingga 100 tahun lebih. Berbeda dengan negara saya semua pendidikan di bawah pemerintah, ada juga beberapa sekolah milik swasta tapi tidak bertahan lama dan tutup. Kami ingin proses dan sistem pendidikan Muhammadiyah di sini juga bisa menjadi rujukan di Ceko,” kata perempuan yang sedang menyelesaikan tugas akhir bertemakan pendidikan Muhammdiyah di Indonesia.
Michaela Langova juga kagum dengan tradisi orang Islam di Indonesia dalam menambut tamu, seperti dengan mencium tangan orang yang lebih tua. “Ini membuat saya heran. Padahal di luar sana Islam sering dikaitkan dengan teroris. Saat saya melihat anak-anak di sekolah Islam di Indonesia, mereka begitu bersahabat, open minded. Menyambut kami dan memperlakukan kami dengan sangat baik,” katanya
Sementara itu, Koordinator program mahasiswa Universitas Palacky, Imron Wahid Harist mengatakan, untuk kali pertama secara institusi pendidikan kampus, Indonesia menjadi jujukan kajian bagi sejumlah mahasiswa dari Cekoslavia. “Di Indoensia mereka kami ajari tentang pendidikan Islam dan budaya di Indonesia, mengenal Islam Indonesia dan kebudayaanya,” kata Imron yang juga mahasiswa dan dosen tamu S3 Universitas Palacky Cekoslavia (Ribas).