ITALIA, Suara Muhammadiyah-Krisis serta konflik yang dihadapi umat manusia di berbagai belahan dunia hari ini merupakan sebuah manifestasi atau bukti tiadanya suasana perdamaian di antara kita. Oleh karena itu, Din Syamsuddin menegaskan bahwa komitmen mewujudkan perdamaian untuk kemanusiaan adalah tanggungjawab bersama bagi seluruh umat manusia.
“Adanya kemiskinan, intoleransi, ketidakadilan, diskriminasi, serta berbagai bentuk kejahatan dan tindak terorisme menunjukkan bahwa diperlukan komitmen untuk mewujudkan perdamaian atas nama satu kemanusiaan, satu tanggungjawab dan satu tujuan bersama,” tegasnya pada Senin (20/9) saat menghadiri Pertemuan Lintas Agama di Assisi, Italia bersama sejumlah pemuka agama dari seluruh dunia termasuk Pope St. Francis bersama 12 pengungsi yang berasal dari daerah konflik di Nigeria, Eritrea, Mali and Suriah.
Melaui forum tersebut, Din mengajak untuk bersama-sama mencegah berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh sesama manusia.
“Islam adalah agama perdamaian. Salah satu misi yang dibawa Nabi Muhammad adalah menyebarkan perdamaian kepada umat manusia di alam semesta. Kekerasan karena ekstrimisme yang membawa nama agama adalah sebuah bentuk penyalahgunaan. Tidak ada kekerasan apapun yang bisa mengatasnamakan agama,” tegas Din.
Baca juga: Din Syamsuddin: Dalam Kondisi Perang pun, Rumah Ibadah Tak Boleh Dirusak!
Din pun menyampaikan bahwa Al-Qur’an sendiri telah menjelaskan bagaimana Islam mengecam adanya kekerasan. Bahwa barang siapa yang membunuh sesama manusia tanpa kebenaran yang mampu dipertanggungjawabkan, sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
“Adalah tugas kita bersama untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dalam bentuk apapun baik fisik, verbal, menyebarkan ketakutan, ataupun kekerasan yang dilakukan oleh negara,” imbuh Din yang juga anggota Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.
Baca juga: Din Syamsuddin: Ketidakadilan Global Jadi Akar Malapetaka Dunia
Din pun mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap semangat perdamaian yang terus dipertahankan melalui forum pertemuan lintas agama ‘Assisi’ yang telah diinisiasi oleh Pope St. John Paul II sejak tahun 1986 tersebut.
Menurut Din, upaya tanpa henti yang diwujudkan oleh ‘Assisi’ melalui kerjasama, dialog dan harmoni mampu menuntun seluruh umat untuk melakukan aksi kolaboratif dan kerjasama dalam mewujudkan perdamaian serta mencari solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi di berbagai belahan dunia saat ini.
“Kerjasama lintas agama yang dilakukan telah memberikan hasil yang nyata, di antaranya mewujudkan dialog lintas agama, pendidikan perdamaian antar pemuda, termasuk proses resolusi konflik di Mindanao,” lanjut Din.
Baca juga: Pemerintah Jepang Berikan Penghargaan Kepada Din Syamsuddin
Oleh karenanya, pertemuan yang rutin dilaksanakan setiap tahun tersebut, diharapkan mampu memperkuat komitmen terhadap kemanusiaan serta keinginan bersama untuk hidup berdampingan secara damai. “Kita ingin memperkuat komitmen kita untuk kemanusiaan. Melalui persatuan dalam keberagaman ini, mari kita berjalan bersama-sama menuju perdamaian,” tandas Din (Th).