JAKARTA, Suara Muhammadiyah,- Dukungan PDI Perjuangan (PDIP) kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mencerminkan citra sebagai partai yang membela kepentingan rakyat kecil ( Wong Cilik). Dukungan tersebut justru merupakan bentuk pengkhianatan terhadap ideologi wong cilik yang selama ini jadi kiblat kebijakan PDIP.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyikapi keputusan PDIP Selasa malam (20/9) yang secara resmi mendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta, 2017 mendatang.
“PDIP murni mengabaikan perasaan dan nurani rakyat yang selama ini diberlakukan tidak adil oleh Ahok,” tulis Ketua Bidang Sosial Politik Budaya PB HMI, Muhammad Adil dalam rilisnya ke media.
Menurut Adil, PDIP, sebagai anak kandung reformasi, terlahir untuk menempatkan rakyat pada posisi terhormat dan mengembalikan kedaulatan politik rakyat yang puluhan tahun dirampok rezim Orde Baru.
Namun, dukungan PDIP terhadap Ahok telah mencederai itu. Pasalnya, menurut Adil, selama memimpin Jakarta, Ahok telah menunjukan model kepemimpinan yang arogan dan bertangan besi. Menurut Adil, banyak contoh kepala daerah yang sukses membangun dan memperbaiki daerah tanpa menerapkan model kepemimpinan yang otoriter dan semena-mena.
Baca: Tidak Mendaftar, Pasangan Ahok Djarot Ditetapkan Calon PDIP
Baca juga: Forum RT/RW Se-DKI Jakarta Demo Ahok
PB HMI dalam rilisnya menduga dukungan PDIP terhadap Ahok semata-mata berdasarkan kalkulasi suara dan tekanan dari segelintir pemodal yang berhasrat untuk menjaga kepentingan usahanya di Jakarta.
Baca: Rizal Ramli: Kita Gusur Raja Gokil di Jakarta
“Sangat disayangkan PDIP dalam keputusannya tidak memperhatikan aspek kemanusiaan warga kota, tetapi lebih memilih memperjuangkan kepentingan segelintir pemodal,” tandas Adil yang menyangkan sikap PDIP (le)