ITALIA, Suara Muhammadiyah- Menjelang Peringatan Hari Perdamaian Internasional yang jatuh hari ini (21/9), ratusan pemuka agama dari seluruh dunia berkumpul di Assisi, Italia dalam acara Pertemuan Lintas Agama Internasional yang juga dihadiri oleh Anggota Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dan Sektetaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Selama 30 tahun, forum yang diinisiasi oleh Pope St John Paul II sejak tahun 1986 tersebut diorganisir secara rutin oleh Komunitas Sant’Egidio. Melaui forum yang diadakan secara rutin setiap tahu ini, para pemuka agama di seluruh dunia membicarakan berbagai isu di antaranya dialog lintas agama dan krisis pengungsi. Pertemuan ini juga memungkinkan adanya berbagai kerjasama, dialog, dan harmonisasi untuk mewujudkan perdamaian dengan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan. Khususnya menanggapi berbagai persoalan kemanusiaan dan kekerasan yang terjadi di sejumlah negara akibat perang serta konflik berkepanjangan yang masih berlangsung hingga kini.
Baca juga: Din Syamsuddin: Komitmen Terhadap Perdamaian Adalah Tanggungjawab Seluruh Umat Manusia
Din Syamsuddin pun mengecam berbagai bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama. Atas nama kemanusiaan, tegas Din, melalui forum ini diharapkan seluruh umat manusia di tengah-tengah berbagai keragaman, dapat memperkuat komitmen serta tanggungjawab untuk terus mempromosikan perdamaian.
“Kerjasama lintas agama yang dilakukan telah memberikan hasil yang nyata, di antaranya mewujudkan dialog lintas agama, pendidikan perdamaian antar pemuda, termasuk proses resolusi konflik di Mindanao,” jelasnya.
Upaya tanpa henti yang diwujudkan oleh semangat ‘Assisi’ menurut Din, akan menuntun seluruh umat untuk melakukan aksi kolaboratif dan kerjasama untuk mencari solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi di berbagai belahan dunia saat ini
Baca juga: Tun Mahathir; Perdamaian adalah Kunci Kemajuan
Di hari terakhir, Selasa (20/9) Pope St. Francis bersama perwakilan dari berbagai negara tersebut telah melangsungkan pembacaan doa perdamaian bersama. Setelah sebelumnya, para peserta secara individual dari masing-masing agama telah memanjatkan doa di tempat terpisah. Francis pun mengatakan kepada para seluruh pemuka agama yang hadir bahwa peperangan tidak memberikan kebaikan apapun kecuali kehancuran. Ia menyoroti kondisi negara-negara melancarkan serangan kepada warganya sehingga menyebabkan banyaknya pengungsi yang terusir dari tanah kelahirannya sendiri.
“Tidak ada yang bisa membandingkan penderitaan ataspeperangan di Timur Tengah, di mana bom menghancurkan mereka, siang dan malam,” tutur Francis.
Baca juga: Negara dan Misi Kemanusiaan
Dalam Forum yang menghadirkan 12 perwakilan pengungsi yang berasal dari Nigeria, Eritrea, Mali and Syria, tersebut melakukan penandatanganan pernyataan kepada para pemimpin dunia untuk menghentikan segala peperangan yang didorong oleh keserakahan, kekuasaan dan uang, pembalasan dendam, termasuk demi meraup keuntungan dalam pusaran bisnis senjata (Th).