JAKARTA, Suara Muhammadiyah—Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro, mengingatkan bahwa setelah reformasi, Indonesia masuk dalam system demokrasi terbuka yang memberikan peluang bagi siapa pun untuk memilih dan dipilih dalam suatu ajang pemilihan yang sesuai dengan konstitusi.
“Sistem demokrasi seharusnya memberikan peluang pada masyarakat lain sebagai warga negara untuk memilih dan dipilih,” ujar Siti Zuhro dalam diskusi ‘Korupsi dan Dinasti Politik’ di gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/9).
Iklim demokrasi memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara yang memiliki integritas dan memenuhi syarat untuk terlibat dalam setiap proses pemilihan yang sah, tanpa dihalangi oleh perbedaan SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan). Jika iklim bebas ini tidak dibuka, justru dikhawatirkan akan terjadinya dinasti politik dalam suatu pemerintahan oleh segolongan saja.
Menurut Siti, maraknya dinasti politik di daerah salah satunya disebabkan oleh penegakan hukum yang masih tertatih-tatih. “Penegakan hukum yang kurang optimal ini menjadi lahan subur bagi tumbuh kembangnya dinasti politik,” ujar Siti Zuhro yang merupakan alumni SMP Muhammadiyah Pasuruan.
Selain penegakan hukum yang tidak optimal, Siti Zuhro juga mengingatkan agar penegak hukum tidak pandang bulu. Penegak hukum menurutnya harus konkret dan tidak basa-basi. Apalagi, jika terindikasi ada pasal korupsi yang dilakukan. Ketika penegakan hukum yang kurang optimal ini, maka menurutnya tidak aneh di beberapa daerah berkembang politik dinasti.
Dalam kesempatan itu, Siti sangat mengapresiasi keberadaan Madrasah Anti Korupsi Pemuda Muhammadiyah. “Saya berpesan Madrasah Anti Korupsi harus lebih pro aktif lagi menghimpun jejaring anti korupsi. Muhammadiyah juga ikut menjadi penjaga moral dan penyeru perbuatan-perbuatan yang benar,” harap pengajar di Pascasarjana Ilmu Komunikasi UMJ itu.
Selain pengamat politik Siti Zuhro, diskusi Madrasah Anti Korupsi (MAK) Pemuda Muhammadiyah dengan tema ‘Korupsi dan Politik Dinasti’ itu menghadirkan beberapa narasumber lainnya, yaitu Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, dan Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan (Ribas).