ROMA, Suara Muhammadiyah–Ketua Dewan Pertimbangan MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015, Prof Din Syamsuddin berpidato pada Dialogue on Religion and Culture, di Assisi, Italia, 20 Sep 2016. Prof Din dipilih untuk mewakili Delegasi Muslim sedunia menyampaikan pesan-pesan damai Islam.
Dialog yang diprakarsai Komunitas Santa Egido, sebuah ormas orang awam Katholik sedunia itu dihadiri oleh para tokoh berbagai agama. Turut hadir pada upacara penutupan dialog itu Paus Fransiscus yang juga memberi sambutan, dan ratusan tokoh dari berbagai agama dunia, termasuk Wakil Syaikh Al-Azhar, Sekjen Dewan Gereja Sedunia, dan Patriach Gereja-gereja Ortodoks Kristen, serta tokoh-tokoh Buddha, Hindu, dan lain-lain termasuk Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Di depan Fransiscus dan ribuan hadirin, Din Syamsuddin yang mendapat giliran kedua setelah tokoh gereja Kristen Ortodoks, memberi sambutan tentang pesan Islam untuk perdamaian dunia. Din menyatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian, dan misi kerasulan Muhammad SAW adalah menyebarkan perdamaian dan kasih sayang.
“Islam adalah agama perdamaian. Salah satu misi yang dibawa Nabi Muhammad adalah menyebarkan perdamaian kepada umat manusia di alam semesta. Kekerasan karena ekstrimisme yang membawa nama agama adalah sebuah bentuk penyalahgunaan. Tidak ada kekerasan apapun yang bisa mengatasnamakan agama,” tegas Din.
Baca: Din Syamsuddin: Komitmen Terhadap Perdamaian Adalah Tanggungjawab Seluruh Umat Manusia
Melaui forum tersebut, Din mengajak untuk bersama-sama mencegah berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh sesama manusia. “Umat berbagai agama harus bersatu padu dan bahu-membahu menanggulangi peradaban dunia yang rusak parah. Ini adalah tanggung jawab keagamaan yang sejatinya adalah untuk umat manusia dan kemanusiaan,” tutur Din.
Din Syamsuddin juga menegaskan bahwa tidak ada akar dalam agama-agama termasuk Islam bagi kekerasan. Maka umat berbagai agama harus meniadakan segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal, seperti sikap fobia terhadap pihak lain, kekerasan modal, maupun kekerasan negara.
“Adanya kemiskinan, intoleransi, ketidakadilan, diskriminasi, serta berbagai bentuk kejahatan dan tindak terorisme menunjukkan bahwa diperlukan komitmen untuk mewujudkan perdamaian atas nama satu kemanusiaan, satu tanggungjawab dan satu tujuan bersama,” tegasnya
Di akhir sambutannya, sambil mengutip al-Qur’an, Din mengajak umat berbagai agama, khususnya umat Yahudi dan umat Kristiani, untuk berpegang teguh kepada landasan tunggal yang sama (kalimatun sawa‘) yakni dengan mengabdi hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bekerjasama untuk kemaslahatan dunia.
Baca: Pemimpin Lintas Agama Bahas Perdamaian dan Krisis Kemanusiaan di Assisi, Italia
Sambutan Din Syamsuddin mendapat sambutan positif dari banyak pihak, termasuk Paus Fransiscus yang di akhir acara menyatakan apresiasi sambil berjabat tangan. Paus Fransiscus meminta Din untuk saling mendoakan.
Sebelum pertemuan ini, Paus Fransiscus berkenan menerima beberapa tokoh dari berbagai agama, termasuk Din Syamsuddin yang mewakili Islam. Pada pertemuan yang bersifat privat dan singkat itu, Din Syamsuddin menyampaikan harapan harmoni umat Katholik dan umat Islam (Ribas).
Baca: Din Syamsuddin: Dalam Kondisi Perang pun, Rumah Ibadah Tak Boleh Dirusak!