Setelah Punya Pondok Pesantren, Kini PCM Cilongok Launching BTM Zam-Zam Barokah

Setelah Punya Pondok Pesantren, Kini PCM Cilongok Launching BTM Zam-Zam Barokah

BANYUMAS, Suara MuhammadiyahPimpinan Cabang Muhammadiyah kecamatan Cilongok periode muktamar XVI untuk masa jabatan 2016-2020 belum lama ini dilantik di Halaman Pondok Pesantren Zam-Zam Putri Muhammadiyah Cilongok. Bersamaan dengan itu juga dilantik Pimpinan Cabang ’Aisyiyah dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah  Cilongok.

Pelantikan yang mengambil tema “Gerakan Pencerahan Menuju Cilongok yang Berkemajuan” ini dihadiri oleh Anjar Nugroho dari PDM Banyumas dan KH Musman Tholib dari PWM Jateng serta sekitar seribu orang dari warga Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, ortom dan para simpatisan.

Pada pelantikan kali ini PCM Cilongok juga sekaligus melaunching lembaga keuangan BTM Zam-Zam Barokah dan program I’dadu du’at wal mu’alimin Pondok Pesantren Modern Zam-zam Muhammadiyah Cilongok.

Casiwan HS sebagai Ketua Umum terpilih menyampaikan, “Awalnya kami menolak amanah ini, namun karena mendapat banyak kepercayaan maka harus kami jalani,” ujarnya.

“Pasca pelantikan kami akan melakukan pembenahan-pembenahan diantaranya memaksimalkan Amal Usaha Muhammadiyah yang ada, memaksimalkan dalam artian meningkatkan kualitasnya. Dan karena saya orang ekonomi, maka kami akan berusaha menggerakan ekonomi di Cilongok dengan lembaga keuangan BTM Zam-Zam Barokah yang akan dilaunching hari ini dan penguatan mini market muhammadiyah yang sudah ada,” ungkapnya.

Acara pelantikan ditutup dengan Tabligh akbar oleh KH Musman Tholib,Mag yang menyampaikan rasa syukur dengan adanya pelantikan PCM Cilongok ini maka pelaksanaan ketentuan organisasi untuk meneruskan perjuangan Muhammadiyah tetap berjalan.

Mantan ketua umum PWM Jateng ini juga menambahkan , “Berjuang di Muhammadiyah harus penuh semangat, kompak dan ikhlas, kemudian karena PCM Cilongok sendiri sudah memiliki Ponpes Modern Zam-zam, diharapkan agar dapat mengamankan aset yang ada sebagai amal jariyah dan diharapkan keluar kader-kader muhammadiyah dari Pondok pesantren zam-zam,” pungkasnya (Aflahal Mufadilah).

Exit mobile version