BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah–Secara personal, idul adha berfungsi untuk memperkokoh keimanan, meningkatkan kualitas ketaqwaan dan mengkikis egoisme. Sedangkan secara sosial, idul adha berfungsi untuk memperkokoh ukhuwah (persaudaraan dan solidaritas), menghidupkan semangat berbagi, dan tolong menolong (ta’awun) serta meningkatkan semangat pengorbanan. Hal tersebut disampaikan Dr H Jalaluddin, MHum dalam khutbah Idul Adha 1437 H di halaman Masjid Muhammadiyah Al Furqan Jl. Bumi Mas Raya Banjarmasin.
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PW Muhammadiyah Kalimantan Selatan tersebut mengatakan, bahwa: dalam konteks kehidupan berbangsa dewasa ini, kita menyaksikan betapa korupsi merajalela dan massif dilakukan dimana-mana. Padahal korupsi adalah bentuk dari lenyapnya nilai-nilai semangat berkurban dan berpeduli. Korupsiadalah bentuk bercokolnya egoisme yang tinggi yang hanya mau menang sendiri dengan menghalalkan segala cara untuk materi. Korupsi adalah bentuk mendewakan materi. Segalanya diukur berdasarkan kekayaan materi.
Lebih lanjut Dosen Fak. Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari Banjarmasin tersebut mengatakan bahwa: dengan perayaan idul Kurban, semua manusia beriman diajak dan disuruh untuk kembali ke jati diri, yaitu semangat berkurban; berkurban menahan diri dari tidak mengambil yang bukan haknya, berkurban menahan diri dari makanan-makanan yang haram dan hanya mau memakan makanan yang halal, dan berkurban dalam bentuk yang lainnya sesuai kemampuan dan kapasitas kita masing-masing.
Terdapat nilai-nilai sosial kemanusiaan yang sangat luhur dalam pelaksanaan ibadah kurban adalah: Pertama: Kurban mengajarkan kita untuk bersikap dermawan, tidak tamak, rakus dan serakah. Kurban mendidik kita untuk peduli dan mengasah sikap sosial. Kedua, pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim as.adalah tentang kurban yang kemudian dilembagakan sebagai ibadah mahdhah setiap tahun bagi umat Islam. Hal tersebut melatih kita untuk rela mengurbankan apa saja demi untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan Ketiga, secara simbolis kurban mendidik kita untuk membunuh sifat-sifat kebinatangan ujar Wakil Dekan II Fak. Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari Banjarmasin (Red. Abdul Khaliq/MPI PWM Kalsel/Foto: Jalaluddin).