MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Di Negara Indonesia yang multicultural, kasus-kasus intoleran yang berwujud penyerangan dan pengrusakan rumah Ibadah umat tertentu masih saja terjadi. Hal ini menjadi kerpihatinan bersama, terutama Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Prof Ambo Asse angkat bicara soal aksi penyerangan Gereja Toraja Jemaat Bawakaraeng, Jalan Bawakaraeng, Kota Makassar, Minggu (25/9) malam. Menurutnya, hal itu sangat tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Ambo Asse menilai, penyerangan terhadap rumah ibadah merupakan bentuk perbuatan criminal yang melanggar aturan agama dan negara. Hal itu tidak boleh lagi terulang di mana pun.
Baca: Din Syamsuddin: Dalam Kondisi Perang pun, Rumah Ibadah Tak Boleh Dirusak!
“Diimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi, penyerangan rumah ibadah adalah tindakan yang melanggar aturan dan tidak diterapkan dalam ajaran agama manapun,” ujar Ambo Asse, Senin (26/9).
Dikabarkan, telah terjadi penyerangan terhadap Gereja Toraja Jemaat Bawakaraeng yang dilakukan orang tidak dikenal (OTK). Aksi penyerangan itu dilakukan dengan cara melempar batu saat jemaat sedang melaksanakan ibadah minggu.
“Masyarakat harus menahan diri, biarkan pihak berwajib yang menangani masalah ini dan menyelesaikanya,” pinta Ambo Asse.
Sebelumnya, FPI melakukan penolakan renovasi Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaah Bunturannu atas dasar keluhan warga yang menyampaikan aktifitas ibadah di gereja kerap menimbulkan kemacetan. Mereka menuntut pihak gereja melengkapi izin Amdal Lalin renovasi yang tengah berlangsung.
Baca: Menteri Agama: Rumah Ibadah dan Tempat Ibadah Berbeda
Di kesempatan berbeda, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengimbau warga untuk tidak terprovokasi, atas aksi penolakan renovasi Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaah Bontorannu yang berlokasi di Jalan Cendrawasih III No 7. Himbauan itu disampaikan Wali Kota Danny saat Pentahbisan Pastori Gereja Jemaat Biringkanayya, Sabtu sore tadi (24 /9).
“Kemarin kita mendapatkan berita yang kurang baik, dan kami telah berkoordinasi. Teman-teman yang melakukan aksi penolakan mendapatkan informasi yang tidak lengkap. Kami berharap pihak gereja mampu menahan diri, dan tidak bersikap reaktif,” imbau Danny (Ribas).