JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengungkapkan ada tiga isu yang disikusikan dalam pertemuannya dengan Menko Polhukam Wiranto, Jumat siang (23/9).
Pertama, Dahnil akan menyampaikan terkait isu keberagaman yang bersinggungan dalam pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2017. Potensi konflik SARA perlu diwaspadai mengingat adanya peningkatan intensitas saling serang di dunia maya.
Menurutnya isu tersebut penting menjelang Pilkada serentak. “Isu antisipasi ancaman terhadap keragaman,” ujar Dahnil di Kemenko Polhukam, Jakarta. “Kami memberikan warning kepada Pemerintah dalam hal ini Kemenkopolhukam untuk lebih aktif melakukan komunikasi terhadap publik,” ujar Dahnil.
Baca: Dahnil Anzar Simanjuntak: Kyai Dahlan Sosok Toleran dan Terbuka
Dahnil mengingatkan supaya isu keberagaman jangan sampai dipolitisasi untuk kepentingan Pilkada yang sesaat. Sebab, efeknya bisa menjadi berkepanjangan dan merusak nilai-nilai keragaman itu sendiri.
“Jangan sampai kemudian karena politik, kemudian karena kepentingan jangka pendek terus dasar kita itu dirusak,” ucap Dahnil mengingatkan. Isu agama dan ras sering ditujukan kepada calon tertentu, bukan dengan alasan kinerja dan kualitas.
“Upaya-upaya ini, mempolitisasi keragaman itu bagi kita tidak sehat. Kita membrikan warning kepada perintah dalam hal ini Kemenko Polhukam lebih aktif melakukan komunikasi terhadap publik,” papar Dahnil.
Kedua, mengenai penanganan terorisme yang seharusnya Pemerintah tetap mengedepankan deradikalisasi. Menurut Dahnil, penanganan terorisme yang hanya mengedepankan kekerasan dan tidak menjunjung proses hukum tidak akan berhasil.
Baca: Dahnil Anzar Simanjuntak Dukung Luhut Binsar Panjaitan Terkait Amnesti Bagi Kelompok Santoso
“Seperti kasus Siyono itu yang menjadi kritik keras. Kami ingin deradikalisasi yang menyentuh akar masalah. Itu yang kami ingin dorong,” ujar Dahnil. Bukan deradikalisasi yang justru memunculkan aktor baru terorisme, dikarenakan dendam atau sebab subjektif lainnya.
Dahnil menyampaikan bahwa penanganan terhadap terorisme harus menyasar dan melibatkan pemuda. “Selama ini memang yang menjadi korban direkrut terorisme ini terutama mereka yang kelompok muda,” kata Dahnil.
Ketiga, Dahnil ingin mengingatkan agar Pemerintah mempertahankan sikap antikorupsi melalui Menko Polhukam. Sikap ini dianggap penting karena Menko Polhukam memegang posisi strategis sebagai menteri coordinator yang membawahi beberapa bidang utama.
Baca: Dahnil Azhar Simanjuntak : Ketidakadilan Sumber Terorisme
Dahnil menilai bahwa kepemimpinan Luhut Binsar Panjaitan sewaktu masih menjabat sebagai Menko Polhukam cenderung melemahkan pemberantasan korupsi di kementeriannya. “Kita ingin tanya komitmen Pak Wiranto bagaimana untuk mendorong pemberantasan korupsi,” tutur Dahnil (Ribas).