MAKASSAR, Suara Muhammadiyah— Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyelenggarakan Latihan Instruktur Madya (LIM) tingkat nasional di Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sulawesi Selatan, yang dibuka pada Sabtu (24/9).
Kegiatan yang akan berlangsung sepekan (24-30/9) ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa DPD IMM di Indonesia, di antaranya: Jawa Tengah, Lampung, Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, serta utusan Pimpinan Cabang Se-Sulawesi Selatan.
Perkaderan pembina tingkat madya ini diinisiasi berdasarkan pembacaan objektif kondisi instruktur tingkat madya di Sulawesi Selatan. Kader-kader yang sangat banyak dan perlu melanjutkan jenjang kaderisasi harus ditunjang dengan pengelola perkaderan yang seimbang. Mengingat kaderisasi adalah kebutuhan pokok sebuah organisasi, tak terkecuali IMM, olehnya itu LIM adalah hal mendesak yang harus segera dilaksanakan.
Akbar Ramli, selaku Ketua Umum DPP IMM Sulsel dalam laporannya menyampaikan bahwa berdasarkan hasil analisis dan masalah-masalah di atas, diinisiasikanlah perkaderan ini dengan tema “Inovator Perkaderan dan Konseptor Peradaban”
“Inovator perkaderan dan konseptor peradaban menuju Indonesia berkemajuan”. Agar cita-cita Ikatan dan persyarikatan dapat diwujudkan sebagaimana yang diikhtiarkan: mengusahakan akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Senad dengan hal itu, Syamsuryadi Pasalendra (Ketua Bidang Kader PWM Sulsel) dalam amanatnya menyampaikan bahwa instruktur IMM hendaknya meneladani sifat-sifat rosul: sididiq, amanah, tabligh, fatonah. Sebab instruktur menjadi teladan nya Kader. Sehingga, instruktur IMM harus mampu menjadi agen bagi Muhammadiyah dalam mendakwahkan paham Islam Muhammadiyah.
“Instruktur IMM harus bisa menampilkan paham Islam Muhammadiyah dengan tidak menyalahkan paham yang lain!” Tandasnya berapi-api lalu dilanjutkan membuka kegiatan secara resmi (Zulfiah Hasanah).