Ratusan Anak Korban Bencana Sumedang Ikuti Sekolah Darurat Muhammadiyah

Ratusan Anak Korban Bencana Sumedang Ikuti Sekolah Darurat Muhammadiyah

SUMEDANG, Suara Muhammadiyah – Sejak bencana maha dahsyat tsunami Aceh pada 2004 lalu, Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah tidak pernah absen di setiap peristiwa bencana. Bahkan kiprahnya hingga mancanegara. Seperti ketika Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) menjadi team yang mengkoordinasi aksi penanggulangan bencana gempa Nepal.

Dalam bencana banjir dan tanah longsor Garut dan Sumedang, Muhammadiyah juga langsung bergerak sejak hari pertama, dengan mendirikan posko bencana dan memobilisasi bantuan kemanusiaan. Posko bantuan bencana Sumedang berlokasi di dua tempat; GOR Tadjimalela dan Makodim 0610 Sumedang. Sekolah darurat yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumedang dipusatkan di Makodim 0610 Sumedang. Pengungsi yang berada di Markas Kodim 0610 Sumedang sepenuhnya dikoordinasi oleh Muhammadiyah.

Sekolah darurat ini dimaksudkan untuk memulihkan mental dan membangkitkan keceriaan anak-anak korban bencana. “Sekolah darurat didirikan oleh relawan Muhammadiyah dengan tujuan untuk memulihkan mental anak anak korban bencana,” ujar Wakil Ketua PDM Kabupaten Sumedang, Supala, Selasa (27/9).

Ikuti KTT Kemanusiaan Dunia, MDMC Sosialisasikan Fikih Kebencanaan

Dari data yang ada, ujar Supala, terdapat setidaknya 240 anak korban bencana yang mengikuti pendidikan di sekolah darurat ini. Kata dia, anak-anak ini mendapatkan pemulihan mental dari para guru relawan Muhammadiyah.

Supala mengatakan, bantuan yang diharapkan saat ini berupa bantuan alat pendidikan dan keperluan sekolah anak-anak bagi korban bencana. “Bantuan logistik seperti makanan dan minuman siap saji pun masih minim dan sangat dibutuhkan pengungsi di lokasi pengungsian,” ujar dosen STAI Muhammadiyah Bandung ini.

Kerjasama Majelis Dikdasmen dan MDMC untuk Wujudkan Sekolah Aman

Hari pertama sekolah, pada Senin (26/9) diikuti sebanyak 196 anak. Selasa hari ini, sekolah darurat ini masih digelar oleh PDM Sumedang hingga pulihya kondisi masyarakat. Hal itu ditandai dengan kembali normalnya aktivitas penduduk dan bisa kembali ke rumah masing-masing (Ribas).

Exit mobile version