KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah— Keberadaan para mahasiswa Muhammadiyah di luar negeri ditangkap oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai potensi besar. IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah hadir untuk mewadahi kiprah para kader di luar negeri yang tersebar di berbagai negara.
Berdirinya PCI IMM di luar negeri diyakini bisa mendinamisasikan gerakan dakwah pencerahan di ranah global. Dalam rangka menduniakan gerakan, IMM hadir di beberapa negara. Kali ini, kabar gembira menghampiri para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di negeri jiran, Malaysia.
Ketua DPP IMM Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) Imam Mahdi dan Sekretaris Bidang Seni Budaya dan Olahraga (SBO) Ratu Lala Syaila mewakili DPP IMM melakukan kunjungan dan melantik PCI IMM Malaysia pada Sabtu (24/9) lalu.
Imam Mahdi menyatakan bahwa pelantikan IMM Malaysia diharapkan bisa memperkuat ekspansi gerakan amar ma’ruf nahi mungkar dalam ruang yang lebih luas. “Pendirian (PCI IMM Malaysia) secara kultural sebenarnya sudah ada semenjak tahun 2013, hanya saja belum memiliki Surat Keputusan dari DPP IMM sehingga arah gerakannya masih belum tertata dengan maksimal,” ujar Mahdi.
“Terlebih lagi, hampir semua anggota IMM kultural tersebut menjadi bagian dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah. Perlu digaris bawahi, proses pendirian ini juga disaksikan langsung oleh Ayahanda Zahrul Anam dari Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang mengarahkan dan memparkan tentang Muhammadiyah dan IMM,” tutur Mahdi terkait dengan kunjungan pelantikan ke IIUM Malaysia.
Keinginan untuk mendirikan PCI IMM Malaysia, ujar Mahdi, sebenarnya di mulai dari hasil diskusi seputar ke-IMM-an, terkait dengan pola gerakan IMM, sumbangsih IMM terhadap bangsa dan negara serta kajian-kajian yang dilakukan IMM selama ini. Diskusi ini efektif membuka wawasan para mahasiswa di Malaysia tentang IMM.
“Pada hakikatnya, mahasiswa IIUM tersebut merupakan orang-orang yang memiliki hubungan kultural dengan Muhammadiyah, namun belum mengenal Muhammadiyah dan IMM secara mendalam. Sehingga dibutuhkan elaborasi yang dalam terkait IMM itu sendiri,” ujar Mahdi.
Ratu Lala Syaila sebagai narasumber dalam diskusi terbatas tentang IMM ikut mendukung pernyataan Mahdi. Jika Imam Mahdi memparkan tentang akar sejarah, Ideologi dan dinamika IMM, sesi Ratu Syaila digunakan untuk menguraikan tentang urgensi kiprah IMM dalam ranah Internasional. Ratu Lala menyampaikan rasa bangga dengan hadirnya IMM di Malaysia.
Saat berlangsungnya diskusi tentang ke-IMM-an, Lala menangkap sinyal dan sikap antusias dari para mahasiswa Malaysia untuk bergabung dengan IMM. Mereka sangat tertarik untuk memperkuat eksistensi dan berjuang melalui gerakan dakwah IMM di Malaysia.
“Dikusi panjang ini dimulai dari pukul 09.00 dan baru selesai pukul 13.00. Hal ini tidak terlepas dari keinginan dan antusias yang mendalam dari peserta yang hadir. Terlebih lagi, mereka merupakan mahasiswa pasca sarjana dengan segudang ilmu pengetahuan yang mereka konfirmasi kebenarannya kepada DPP IMM,” cerita Ratu Lala tentang diskusi di IIUM itu.
Baru setelah prosesi diskusi berakhir, para mahasiswa merasa mantap untuk mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa IMM Malaysia. “Setelah itu, mahasiswa IIUM diberikan waktu untuk bermusyawarah menentukan posisi masing-masing dalam struktur kepemimpinan,” ujar Ratu Lala
Tepat pada Sabtu (24/9), pukul 14.00 di IIUM, dilantiklah PC Istimewa IMM, yang mempunyai SK dan dilantik oleh DPP IMM secara langsung. Dari hasil musyawarah, ditetapkan Rizki Amrillah sebagai ketua umum PCI IMM Malaysia, didampingi oleh Ain Nur Windasari sebagai sekeretaris umum. Adapun posisi ketua bidang Organisasi dan Luar Negeri dijabat oleh Selly Isnaini. Sementara Fakhruddin Mukhlis dipercayakan sebagai ketua bidang Kader dan Nisaul Mujahidah sebagai ketua bidang Keilmuan dan Tabligh (Ribas).