YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah—Guru besar sejarah, Prof Anhar Gonggong menyatakan bahwa dalam sejarah peradaban manusia tidak ada ideology yang benar-benar mati, termasuk ideology komunisme. Sehingga, ideology apapun itu masih berpotensi untuk bangkit lagi. Namun bangkit atau tidaknya ideology komunisme sangat tergantung pada kekuatan civil society, terutama Muhammadiyah dan NU.
“Kita tidak tidak perlu terobsesi PKI akan bangkit kembali. Walaupun selalu saya katakan, yang namanya ideology itu tidak pernah mati. Tidak ada ideology yang mati. Tetapi kan apakah dia (ideology itu) akan bangkit kembali tergantung kepada masyarakatnya. Ya dalam konsteks kita tergantung pada Muhammadiyah, tergantung pada NU,” ujar Prof Anhar kepada Suara Muhammadiyah.
Menurut Anhar, PKI itu selalu mencari ruang untuk tampil kembali. “Nah apakah ruang itu didapat atau tidak itu tergantung masyarakatnya, tergantung Muhammadiyah, NU dan partai-partai yang berkuasa. Kalau semua kekuatan lain seperti Muhammadiyah, NU, partai-partai Islam, partai-parta agama lain tidak membuka ruang, maka PKI tidak akan tampil kembali, karena ruangnya ditutup,” paparnya.
Namun, Anhar juga mengingatkan pemerintah atau siapapun untuk tidak takut berlebihan dan antipati dengan PKI. “Faktanya kan Anda sekarang tidak bisa menutup diri tentang Marxis, bukunya kan ada yang jual di toko buku. Ada ruang di berbagai literature yang bisa dibeli terbuka dan dibicarakan secara terbuka. Itu fakta,” ungkap Anhar.
Selama di dalam masyarakat masih ada titik kemiskinan dan ketidakadilan, kata Anhar, maka selalu ada ruang bagi PKI. Kemiskinan dan ketidakadilan juga sebenarnya kesempatan dan ruang bagi umat Islam termasuk ormas Muhammadiyah dan NU untuk bertindak, mengambil peran sebagai kekuatan pembebasan.
“Kalau anda ingin menghadapi PKI, maka yang mesti dilakukan adalah mengurangi kemiskinan dan ketidakadilan. Kalau kemiskinan dan ketidakadilan masih ada, maka ruang bagi PKI itu masih ada,” tegas Anhar Gonggong (Ribas).