Suara Muhammadiyah,- Kurdi adalah etnis terbesar kedua setelah bangsa Arab. Namun, etnis terbesar kedua ini sering terabaikan dan tidak mendapatkan keadilan di wilayah Kurdistan. Kurdi dalam sejarahnya menjadi bangsa yang tidak memiliki negara. Padahal dari bangsa inilah lahir seorang pejuang tangguh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi.
Namun, akibat para pemberontak yang tidak bisa dikendalikan menyebabkan bangsa ini kehilangan negaranya. Etnis besar itu kini hanya sekedar menjadi suku Kurdi, tidak lagi sebagai bangsa Kurdi. Kurdi tercerai-berai di empat negara yang berbeda, yaitu Turki, Suriah, Iraq dan Iran. Di empat negara tersebut suku Kurdi berdiam dan sering terabaikan bahkan suku Kurdi dijadikan komoditas politik untuk tujuan politik tertentu.
Seperti halnya Suriah, Iraq dan Iran yang mencegah dengan segala cara berdirinya negara Kurdi yang berdaulat. Turki juga tidak sekalipun berniat tulus mencari solusi yang adil soal keberadaan suku Kurdi.
Kurdi yang terpecah-belah di empat negara Turki, Suriah, Iraq dan Iran itu, kepentingannya seringkali terabaikan oleh masing-masing negara. Oleh karena itu Kurdi ingin memisahkan diri dari negara induk masing-masing dan mendirikan negara Kurdi. Namun, dangkalnya sikap toleransi kesukuan yang dimiliki sebagian suku Kurdi membuat suku ini tidak mudah bersatu membentuk negara kesatuan.
Turki yang menjadi salah satu dari empat negara yang didiami suku Kurdi tidak pernah membiarkan Kurdi mewujudkan impiannya mendirikan negara sendiri dengan wilayah Kurdi Raya. Kini Turki justru mengecam Kurdi sebagai kelompok teroris akibat tindakan dan serangan Milisi Kurdi Partai Pekerja Kurdistan/Partiya Karkeren Kurdistan (PKK) yang berujung peperangan antara Milisi Kurdi dengan Turki.
Suku Kurdi seringkali dijadikan alat menghancurkan negara tetangga. Hingga kini kartu Kurdi masih digunakan sebagai alat penghancuran bagi negara tetangga dari masing-masing negara tempat suku Kurdi tinggal. Suku Kurdi sejak dulu hidup damai di Turki bersama etnis Islam lainnya. Namun, beberapa tahun belakangan ramai terdengar bahwa Turki dan Kurdi memiliki hubungan yang tidak harmonis.
Andai sesama suku Kurdi tidak mementingkan ego masing-masing, maka impian suku Kurdi untuk memiliki wilayah kesatuan dapat terwujud. Bahkan Kurdi yang kini hanya sekedar suku itu bisa menjadi Bangsa Kurdi yang besar sebagaimana awalnya. Wilayah Kurdistan yang terpisah di empat negara itu, bisa tetap disatukan dengan menjadikan tiap wilayah kurdistan sebagai Organisasi Otonom (Ortom) suku Kurdi (Rosmania).