YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Muhammadiyah terus berupaya untuk memberdayakan umat dalam bidang ekonomi. Tidak hanya bagi warga yang dalam situasi ekonomi rentan, namun juga bagi masyarakat yang tergolong memiliki keterbatasan akses. Belakangan ini, perhatian Muhammadiyah juga diperuntukkan bagi warga difabel.
Bendara Pimpinan Pusat Muhammadiyah Marpuji Ali, mengatakan bahwa Muhammadiyah bisa menjadi simbol pergerakan Islam yang rahmatan lil alamin. Memberi manfaat dan memberdayakan semua kalangan, tanpa ada perbedaan. Peluncuran Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bangun Akses Kemandirian (Bank) Difabel di gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yogyakarta, Ahad (2/10) menjadi salah satu bukti.
“Saya yakin ke depan akan muncul gerakan-gerakan kreatif yang lain. Kami juga berharap pemerintah bisa ikut mengambil perhatian dan ikut berperan demi memberdayakan kelompok-kelompok difabel,” ujar Marpuji dalam acara peluncuran KSP Bank Difabel bagi kelompok difabel di Sleman. KSP ini diinisiasi oleh kelompok difabel dari Dukuh Rejodani, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, dan berada di bawah binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.
Awal berdirinya KSP Bank Difabel berangkat dari gagasan organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sleman yang hendak memberi wadah para anggotanya yang ingin mengembangkan usahanya. Dari situ kemudian Bank Difabel mulai terbentuk pada 21 Juni 2015 lalu.
“Hingga saat ini KSP Bank Difabel sudah memiliki 33 nasabah dengan aset senilai Rp 150 juta,” ujar Sajimin selaku Ketua KSP Bank Difabel. Setelah berjalan selama setahun lebih, Sajimin memperkirakan 90 persen dari anggota KSP Bank Difabel telah memiliki usaha. Bahkan, mereka juga memperoleh suntikan dana dari Australia. “Alhamdulillah impian kami terwujud dengan berdirinya KSP Bank Difabel ini,” tuturnya.
Bagi yang ingin bergabung, Sajimin mengatakan, syarat-syarat menjadi anggota atau nasabah KSP Bank Difabel sangat mudah, yaitu bagi para penyandang disabilitas dan memiliki usaha sendiri. Dengan adanya usaha itu, kata Sarjini, KSP Bank Difabel akan ikut membantu mendorong perekonomian keluarga difabel. “Ke depan kami bermimpi supaya KSP Bank Difabel ini bisa berkembang dan memperluas cakupan wilayahnya menjadi se-Kabupaten Sleman atau bahkan se-Provinsi DIY,” ujar Sajimin.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, mengatakan bahwa MPM hanya berperan dalam memberi pelatihan-pelatihan keterampilan kepada kelompok difabel tersebut dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan usahanya. “Kami melihat selama ini hambatan bagi kelompok difabel adalah ketiadaan akses. Dengan adanya KSP Bank Difabel ini diharapkan mereka mampu membangun kekuatan ekonominya secara mandiri,” ujar Yamin.
Dengan berdirinya KSP Bank Difabel ini, Yamin berharap bisa menjadi langkah bersama untuk mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan ekonomi. “Semoga Bank Difabel ini bisa menjadi percontohan yang bisa direplikasi di tempat-tempat lain, bahkan lebih bagus lagi jika bisa menjadi gerakan nasional,” kata Yamin (Ribas).