• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Pilkada Harus Berkeadaban dan Utamakan Kepentingan Bangsa

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
7 Oktober, 2016
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Haedar Nashir: Pilkada Harus Berkeadaban dan Utamakan Kepentingan Bangsa
Share

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Desas-desus pilkada semakin ramai saja. SARA kerap dibawa-bawa untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Fenomena politik tidak sehat ini ikut menjadi keprihatinan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Khususnya di pilkada DKI Jakarta, Muhammadiyah sebagai gerakan moral mengajak semua yang terlibat untuk lebih mengutamakan kepentingan bangsa.

Haedar mengajak masyarakat untuk tidak terlalu larut dalam politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang biasa digembar-gemborkan saat pesta demokrasi berlangsung. Hal itu hanya akan menciderai nilai-nilai demokrasi. Sebaliknya, pilkada harus mengedepankan nilai-nilai berkeadaban dan moralitas.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

“Moralitas pilkada di manapun harus demokratis, berkeadaban, mementingkan kepentingan bangsa bukan untuk golongan pribadi dan atau partai,” kata Haedar di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (6/10).

Menurutnya, isu SARA kerap mengemuka saat ajang kontestasi politik berlangsung. Terkait hal ini, Haedar mengharapkan masyarakat bisa cerdas dan bijak menyikapi isu SARA dalam dimensi politik atau nonpolitik. “Isu SARA bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, tapi harus dibedakan antara dimensi politik dan dimensi nonpolitik,” ujarnya.

Haedar mengatakan bahwa politisasi SARA tidak dibenarkan. Kendari begitu, adanya kenyataan persoalan SARA dalam dimensi kultural terjadi di tengah masyarakat. Tak hanya itu, kerap ditemui adanya dominasi mayoritas atau tirani minoritas. Dalam kasus tertentu, terdapat problem SARA yang berwujud  mayoritas menekan minoritas atau golongan minoritas yang menguasai mayoritas.

Adanya hegemoni pihak tertentu dalam perpolitikan dianggap sangat tidak baik untuk dipraktekkan di negara demokrasi. “Tidak boleh kelompok kecil menguasai kelompok besar, sebaliknya juga seperti itu. Persoalan itu sangat tidak sehat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Haedar.

Haedar juga mengingatkan, dimensi kultural terkait SARA harusnya menuju pada integrasi nasional dan persatuan bangsa. Lebih dari itu, arena politik harus memberi keadilan sehingga tidak terjadi persoalan benturan dominasi atau tirani (Ribas).

 

Tags: Haedar NashirmuhammadiyahPilkada
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Peran Negara Luruskan Fungsi Media

Peran Negara Luruskan Fungsi Media

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In