Menag: Peserta Pilkada Hendaknya Mengemas Isu SARA Secara Beradab

Menag: Peserta Pilkada Hendaknya Mengemas Isu SARA Secara Beradab

JAKARTA, Suara Muhammadiyah.- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap pasangan calon dalam Pilkada 2017 dapat bersaing secara beradab. Dalam mengemas isu, termasuk isu SARA, harus dilakukan secara beradab, tidak merusak keharmonisan anak bangsa.

“Kita ini manusia Indonesia yang beradab. Sehingga dalam pesta demokrasi seperti Pilkada pun, kita hendaknya senantiasa menjaga sikap toleransi dan tenggang rasa atau tepo seliro,” kata Menag Lukman, di Jakarta, Kamis (9/10/16).

Menurut Menag, pada masyarakat Indonesia yang majemuk, isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) memang sulit dielakkan dari dinamika Pilkada. Dapat dimaklumi pula jika orang memilih pasangan calon yang dianggapnya terbaik berdasarkan preferensi SARA. Di negara yang demokratis, setiap orang berhak menentukan pilihan sesuai pandangan, alasan, dan keyakinan masing-masing.

Namun, hendaknya isu SARA terutama agama dapat dikemas secara lebih beradab agar tidak merusak keharmonisan sesama anak bangsa. Ia mencontohkan, memanipulasi tafsir ayat agama untuk menjelekkan calon tertentu merupakan tindakan yang rentan konflik. Pernyataan yang melecehkan, menista, atau menjelekkan isi ayat suci juga menandakan perbuatan tidak beradab.

“Saya meminta para paslon dan tim suksesnya agar tidak mencederai keagungan agama dengan tindakan seperti memanipulasi, menista, melecehkan, apalagi menjelek-jelekkan ajaran agama. Jangan melakukan kampanye kotor, atau menggunakan agama untuk membenarkan tindakan negatif,” tegas Menag,

Menag Lukman juga mengingatkan pihak penyelenggara Pilkada agar lebih peka terhadap penggunaan isu agama.

“Jika ada pelanggaran terkait soal ini, sebaiknya segera ditangani. Gejala yang dapat menurunkan kualitas Pilkada akibat konflik agama juga harus segera diantisipasi,” terang Mrnag.

Dengan demikian, Menag Lukman berharap Pilkada 2017 diikuti rakyat sebagai proses kompetisi mencari pemimpin warga, dan bukan perang memperebutkan kekuasaan belaka. Dari proses yang berkualitas , menurut Menag, akan terpilih pemimpin yang lebih amanah dalam membawa kemajuan daerah (ant/elf),

Exit mobile version