YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah— Dalam sebuah video yang dipublikasikan pada 28 September 2016 dan tersebar luas di Youtube, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dianggap secara terang-terangan dan sengaja telah menghina agama Islam dengan kalimat ‘dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51’.
Pernyataan itu dilontarkan Ahok ketika acara pertemuan Gubernur DKI dengan warga Pulau Seribu. Menanggapi hal itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah melaporkan Gubernur DKI Jakarta yang juga menjadi calon gubernur 2017-2022 tersebut kepada pihak Polda Metro Jaya.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni, menilai bahwa ungkapan Ahok tidak menistakan agama. “Saya mencoba seobjektif mungkin dengan beberapa kali menonton ulang video pidato Ahok di Pulau Seribu itu. Saya coba minta juga seorang kawan mentranskrip bagian dari pidato itu secara lebih utuh,” ujarnya kepada Suara Muhammadiyah, Jumat (7/10).
“Saya tidak menemukan ungkapan Pak Ahok yang menistakan agama. Pak Ahok tidak bilang ‘ditipu OLEH Al-Maidah’ tapi ditipu PAKAI Al-Maidah. Artinya Pak Ahok mengungkapkan fakta bahwa ada sebagian ustadz-politisi yang memakai Al-Maidah untuk kepentingan politik jelang Pilgub di Jakarta,” ujar Raja Juli.
Menurut Raja Juli, konteks video itu bila dicermati secara keseluruhan, “Pak Ahok justru mempersilahkan orang tidak memilihnya dengan alasan apapun termasuk agama. Namun Pak Ahok tidak akan memberhentikan program pemerintah untuk rakyat hanya karena mereka tidak memilih Ahok. Begitu mestinya demokrasi dengan kaidah good governance mesti dijalankan,” papar Raja Juli.
Namun, Raja Juli tidak menapik jika Ahok dipersepsikan sering melontarkan ucapan kasar di depan publik. “Saya kira Pak Ahok mesti menghindari omongan yang potensial dijadikan mainan politik. Lebih baik bicara tentang program kerjanya saja selama ini,” katanya.
Terkait dengan aduan Angkatan Muda Muhammadiyah ke Polda Metro Jaya, Raja Juli mengimbau supaya siapapun untuk lebih objektif, tidak reaksioner dan tidak mudah terpancing. Mantan ketua umum Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) –sekarang IPM—itu mengingatkan supaya kader Muhammadiyah lebih mengandalkan akal sehat dan sikap cerdas.
“Buat kawan-kawan AMM, saya juga berharap untuk tidak terpancing emosi dan terprovokasi dengan potongan-potongan video yang tidak utuh. AMM mesti memperlihatkan kualitas kecerdasannya sebagai ‘organisasi tua’, tidak seperti kelompok-kelompok ‘Islam baru’ yang mengandal emosi daripada akal, otot dari pada akal,” tukas Raja Juli (Ribas).