SLEMAN, Suara Muhammadiyah,- Berawal dari keprihatinan takmir karena banyak warga muslim yang setiap hari Minggu pergi ke gereja mengikuti pengobatan gratis, Masjid Baiturrahman Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Condongcatur Timur menyelenggarakan pengobatan gratis. “Dari awal kita termotivasi tergerak dari banyaknya warga yang berobat di gereja, dari situ kita pengurus mengadakan solusi berupa pengajian dan setelahnya diadakan pengobatan gratis,” terang Ketua Ta’mir Masjid Baiturrahman Edi Suyanto.
Pengobatan gratis ini sudah dimulai sejak tahun 2008. Kegiatan diadakan setiap hari Minggu pukul 07.00 WIB setelah pengajian rutin minggu pagi. Pasien merupakan para jamaah masjid yang telah mengikuti pengajian sebelumnya. Namun tidak menutup pendaftaran bagi pasien-pasien yang bukan jamaah masjid. Tapi dengan harapan pasien luar tersebut lama-kelamaan menjadi jamaah masjid juga. “Pasien-pasien dari jamaah dan orang luar, tapi harapannya orang luar itu menjadi jamaah juga,” tutur Edi Suyanto.
Pasien yang berobat di Masjid Baiturrahman tidak dipungut biaya apapun. Dokter yang praktek di sini merupakan dokter sukarela, tanpa dibayar. Dokter-dokternya pun berasal dari berbagai rumah sakit di Yogyakarta seperti Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Rumah Sakit PDHI (Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia), BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), UII dan dokter-dokter yang membuka praktek di sekitar Condongcatur. Dokter-dokter sukarela tersebut digilir tiap minggunya. Di antaranya adalah Dr. Taufiq Nugroho dari RSI PDIH Yogyakarta, Dr. Linda Rosita dari Rumah Sakit JIH (Jogja International Hospital), Dr. Yulianti Iskak dari Kementrian Kesehatan Yogyakarta, dan lain-lain.
Walaupun tidak dibayar sepeserpun, dokter-dokter tersebut tetap mengikhlaskan waktunya menjadi dokter relawan. “Saya pikir ini bagus, bisa membantu banyak orang. Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain sebetulnya tanpa kita sadari untuk diri kita sendiri,” terang Dr. Yulianti Iskak ketika ditemui di Masjid Baiturrahman.
Untuk obat-obatan, pasien juga tidak perlu membelinya. Semuanya sudah disediakan di sana. Adapun dana untuk menyediakan obat-obatan diambil dari infaq para jamaah Masjid Baiturrahman.
Sudah delapan tahun berjalan rutin antusiasme dari warga selalu ada. Apalagi ketika pengajian hari Minggu tersebut diisi oleh narasumber bertaraf nasional, pasien semakin banyak bahkan penuh.“Antusiasme warga sebenarnya hampir sama, cuma pas narasumber tingkat nasional biasanya ramai. Sampai penuh,” tutur ketua Ta’mir Masjid Baiturrahman itu.
Sariyem (73), salah satu pasien pengobatan gratis mengaku sudah rutin mengikuti pengobatan sejak dua tahun yang lalu. Ia merasa senang ada pengobatan gratis di Baiturrahman. “Enak, senang, nggak perlu jauh-jauh ke rumah sakit. Kalau sakit sedikit lansung ke sini,” tuturnya.
Selain pengobatan gratis, ada juga program-program lain yang bagus seperti Baitul Maal wa Tamwil (Balai Usaha Mandiri Terpadu) dan tidak lepas juga dari kegiatan santunan. Selain itu juga di Masjid Baiturrahman ada kepengurusan jenazah yang saat ini sedang diusahakan untuk membeli mobil ambulan sendiri (Azis).