Di organisasi mahasiswa ekstra kampus dia jatuh hati dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Berkat dedikasi, konsistensi, militansi, integritas, idealisme dan jiwa kepemimpinannya di organisasi tersebut dia dipercaya sebagai ketua Komisariat IMM STIKOM WJB, berlanjut menjadi ketua PC IMM Kab. Serang, Ketua DPD IMM Banten hingga di Muktamar Setengah Abad IMM di Solo terpilih sebagai Ketua Umum DPP IMM periode 2014-2016.
Rekam jejak dan eksistensinya dalam gerakan kepemudaan di Indonesia telah mengantarkan dirinya dipercaya sebagai Ketua Bidang Politik DPP KNPI 2015-2018 hasil kongres Papua. Bagi Beni Pramula, membaca, menulis, berkarya dan bergerak itulah Pemuda Indonesia. “Sejarah adalah apa yang kita torehkan hari ini untuk generasi mendatang, menulisnya dengan tinta emas atau catatan kelam,” ujarnya suatu ketika.
Beni sadar bahwa persoalan fundamental bangsa saat ini adalah apatisme, krisis integritas, krisis moral, krisis keteladanan, krisis ekonomi. Menurutnya, krisis multidimensi ini merupakan konsekuensi dari perilaku apatisme. Hilangnya kesadaran merupakan bencana besar bagi suatu bangsa, bencana yang jauh lebih besar dampaknya hanya sekedar kalah dalam perang. Dalam beberapa tulisan dan orasi intelektualnya, Beni sering mengatakan, “Musuh abadi kita adalah apatisme, perjuangan sejati adalah membangun kesadaran”.
Semangat dan kesadaran inilah yang menjadikan Beni Pramula tidak pernah berhenti membaca, menulis, berkarya dan bergerak. Lahirlah beberapa karya tulisnya yang di antaranya Merebut Momentum, Meretas Zaman, Menduniakan Gerakan (2014) dan juga bukunya Ironi Negeri Kepulauan (2015) dan lain-lain. Tulisan-tulisan ini merefleksikan semangat dari seorang anak muda Indonesia yang lahir dari kampung dengan segala keterbatasannya lalu memiliki tekad kuat untuk perubahan bangsa dan negara.
Gagasan dan peran-peran kepemudaan mengantarkannya berkeliling ke seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya itu, perannya juga diperhitungkan oleh kalangan Pemuda Internasional. Di umur yang terbilang muda (28 Tahun), tidak kurang dari 10 negara telah dia kunjungi dengan momentum-momentum penting pertemuan pemuda dunia.






